4 September 2014
Pagi ini, aku terbangun jam 5 pagi dan aku terkaget karena tidak mendengar suara adikku William.
Aku suapkan dia pisang, sesungguhnya dia terlihat enggan. Namun aku didalam keterbatasan yang ada hanya bisa menyuapinya dengan perlahan lahan.
Aku suapkan dia pisang, sesungguhnya dia terlihat enggan. Namun aku didalam keterbatasan yang ada hanya bisa menyuapinya dengan perlahan lahan.
Sesudah selesai, akupun tertidur sampai jam 7.30 aku bangun dan terkaget lagi kenapa tidak ada suaranya.
Datang ke dekat kasurnya, merasakan dia begitu lemah. Akupun seperti biasa melakukan jadwal rutin, memberikan minuman susu, dan itu berlangsung begitu lama. Rasa-rasanya aku berpikir ini situasi yang sudah tidak baik.
Selesai makan pagi, seperti biasa mulai saat dia pulang kerumah, ku bersihkan badannya dan mengganti semua yang baru. Kurasakan betapa tidak adanya gerakan dari dia, bahkan tidak juga suara. Denyut nadinya pun sudah sangat pelan.
Kubersihkan dia perlahan lahan, dan kupakaikan lotion di kulitnya yang mengering. Dan mengingat William orang yang resik, seperti biasa saat kubersihkan giginya dia tak pernah menolak.
Kubersihkan dia perlahan lahan, dan kupakaikan lotion di kulitnya yang mengering. Dan mengingat William orang yang resik, seperti biasa saat kubersihkan giginya dia tak pernah menolak.
Sempat berargumen dengan mama karena mama terlihat lemas dan tidak mau makan. Aku tak mampu duduk bersama mama meratapi hal ini, jikalau demikian, aku akan hancur dalam tangisan juga.
Sesudah mama makan dan bebersih, mama memintaku untuk mengambil foto bersama William.
Sesudah mama makan dan bebersih, mama memintaku untuk mengambil foto bersama William.
Saat itu aku merasa adikku helen harus kerumah malam ini. Namun ternyata kejadian dipagi hari dimana ojek yang ditumpanginnya menabrak orang membuat dia tidak dapat datang.
Siang itu kucia (auntie kita) datang, dia yang paling mensupport William dalam sekolah ke SAAT Malang.
Entah mengapa, akupun merasa seakan waktu sudah mau dekat dan pergi menyeleksi foto2 yang akan ditayangkan nantinya karena mama ingin hal itu ada.
Saat jam 1 siang pergilah jemput josh. Pulang rumah, aku menerima pesan bahwa Helen tidak bisa datang dan segera kusampaikan pada mama.
Jam 2 mama pergi dengan kucia keluar, aku rasanya tidak ingin makan saat itu.
Sesudah mereka pergi, berdirilah disamping ranjangnya masih sambil menyuapi dia susu cair sedikit sekali.
Pesan teman-teman yang belum kubacakan, aku bacakan untuknya.
Tangisan ku pun meledak, dalam doa ku untuknya, kukatakan bahwa dia adalah adik yang sudah jadi berkat bagi kami, terima kasih untuk keberadaan nya selama ini, pelayanan yang begitu dijalankannya dengan sungguh membuat kami terharu. Biar Tuhan yang sempurnakan dia, apapun yang belum dikatakan ataupun dikerjakan, Tuhan pasti ada caraNya dan kiranya kami yang ditinggalkan bisa dikuatkan.
Seusai berdoa kulihat ada air mata menggenang dipelupuk mata kanannya. Memang sejak pagi kulihat matanya berkaca kaca.
Sesudah mereka pergi, berdirilah disamping ranjangnya masih sambil menyuapi dia susu cair sedikit sekali.
Pesan teman-teman yang belum kubacakan, aku bacakan untuknya.
Tangisan ku pun meledak, dalam doa ku untuknya, kukatakan bahwa dia adalah adik yang sudah jadi berkat bagi kami, terima kasih untuk keberadaan nya selama ini, pelayanan yang begitu dijalankannya dengan sungguh membuat kami terharu. Biar Tuhan yang sempurnakan dia, apapun yang belum dikatakan ataupun dikerjakan, Tuhan pasti ada caraNya dan kiranya kami yang ditinggalkan bisa dikuatkan.
Seusai berdoa kulihat ada air mata menggenang dipelupuk mata kanannya. Memang sejak pagi kulihat matanya berkaca kaca.
Sesudah berdoa, kuputarkan lagu rohani instrumental, dan melanjutkan perbincanganku. "Kau tahu tidak, San itu itu sangat sayang padamu, diwaktu lalu aku melihat dia menangis juga, dia juga merelakan dirinya selalu jaga malam walaupun esok harus kerja. Walapun terlihat dia kadang enggak mau kerjain apa yang kau mau, tapi sebenarnya dia selalu sayang.". Aku juga bercerita hal2 mengenai keluarga kami yang ada kekurangannya namun saling melengkapi.
Tiba tiba mata William terbuka dan dia mengeluarkan air mata terlebih dahulu kemudian dia memanggil "ma...ma..".
Kutelp kucia ku namun tak diangkat
Lantas kulihat dia ambil satu nafas dan berhenti.
Kutelp adikku Helen dan dia mengatakan sesuatu pada william. Sesudah itu, dua kali dia menarik nafas yang dalam, dan kurasakan perpisahan yang nyata.
Aku ingat satu malam dimana dia masuk rumah sakit ketiga kalinya, dia berkata bahwa dia sayang sama keluarga kita, kita semua sambil dia membalik badannya dan menangis.
Perpisahan sungguhlah menyedihkan jikalau hanya memandang kepada dunia ini.
Namun yang terus menguatkan kami hingga hari ini adalah adanya pengharapan akan bertemu kembali di rumah Bapa di surga.
Cici, sorry for you loss :(
ReplyDeleteAku kenal WT dari awal kuliah, dan WT selalu menjadi org yg sangat baik yg aku kenal.. Kiranya WT sudah tenang dan damai sekarang, dan dia ttp hidup di hati kita semua sbg seorang saudara yg baik.. WT adl berkat dr Tuhan buat cici dan keluarga, dan buat kami sbg tmn2nya... God bless u and fam ci