Moments and Memories

Moments and Memories

Sunday 28 September 2014

Seminar "What does Reformed Theology have to Offer the world?"

Seminar ini dibawakan oleh Prof Richard L. Pratt, Jr., Th.D.

Tahu nama ini, dimulai dari judul buku "Designed for Dignity". Dan tidak pernah berpikir bahwa satu hari ada kesempatan melihat dan mendengar secara langsung dari beliau.

Tapi hal ini bukanlah tak mungkin, jika memang ada anugerah Tuhan.
Yang jadi persoalan, ketika tahu ada kesempatan, apa reaksi diriku? Menangkap, atau melewatkan dengan beribu alasan yg ada?
Kali ini pas pagi hari tahu, langsung ajak papa ikutan, Josh dititip.

Tak berpanjang lebar lagi, berikut isi seminarnya. Senantiasa mendapatkan bahwa betapa kayanya, dalamnya Firman Tuhan yang dianugerahkan dalam hidup kita.

"What does Reformed Theology have to offer the world."
Sejarah diinterupsi 3 Hal:
Economic crisis - krisis ekonomi
Epedemic - disease dalam dunia
A world war - perang dunia
Hal ini sangat penting dan naik ke permukaan sehingga kita tidak bisa mengabaikannya.

Apakah Reformed Theology mempunyai nilai saat menghadapi hal itu.
Kecenderungannya Reformed Theology dilakukan dalam hal yg aman, duduk, membaca buku, mendengarkan kotbah, pergi kuliah.
Not going to the front line to struggle.

Sebenarnya Bagaimana awal terjadinya Permulaan gerakan ini?
Tidak dimulai dr jaman aman dan kedamaian.
Dimulai dari Geneva Switzerland. Reformator john calvin.
Saat itu situasi sejarah tidaklah aman dan damai dan disanalah gerakan reformed muncul.
Lulusan Calvin seminary pergi ke mission trip. Dalam pelayanannya lulusan tersebut terbunuh, Istri nya pulang hanya mendapatkan suaminya telah berlumuran darah.
Saat itu yg lulus dari Calvin Seminary mendapat sertifikat dan sering dianggap bahwa itu adalah sertifikat kematian karena masa hidup tiap lulusan yang ada adalah 6 bulan.
Apa yg membuat lulusan itu tetap pergi ke ladang misi? Berhadapan dengan resiko akan dibunuh? 

Reformed Theology.
Perikop dari perjanjian baru.
Roma 8:18-30
Salah satu text favorite bagi Reformed adalah ayat 28 dan 30.
Namun Ayat 28 dan 30 merupakan bagian dari gambaran yang lebih besar.
Konteks dari ayat favorite orang Reformed adalah suffering, pain, treats terhadap umat Allah.

Doktrin Keselamatan dan Penciptaan.
Bagaimana kedua doktrin ini bersama sama. Dan ini menunjukkan bahwa keseluruhan alkitab adalah satu agama.
Perjanjian baru dikaitkan jauh ke dalam perjanjian lama.

Dari ayat 18, ayat ini berkata bahwa penderitaan saat ini tidak berarti apa apa.
Seringkali pemikiran akan ayat ini adalah, kita menderita saat ini dan kemudian saat meninggal kita pergi ke surga.
Kita meninggalkan ciptaan.

Filsafat yunani memberi pengaruh, dunia ini bukanlah sesuatu yg penting, dan tidak real, sedangkan yg penting adalah dunia roh.
Sesuatu yg natural dan normal, untuk meloloskan diri dari kesulitan dunia ini, adalah pergi ke surga. Ini bukan Reformed dan ini bukanlah yg alkitab ajarkan.

Keselamatan  selalu dikaitan dengan penciptaan.
Bumi yang sekarang kita tinggali, dikatakan paulus menunggu sesuatu? Sesuatu memgenai saudara dan saya, the children of God.
Ayat 21, creation, makluk ciptaan, dunia fisik ini akan dimerdekakan dan dibawa masuk ke dalam kemuliaan
Karena ada kemuliaan yang Tuhan berikan, saat umat Allah menerima kemuliaannya, maka dunia akan dimerdekakan dari dosa.
Bukan meloloskan diri ke surga.

Apa yg dunia perlu tunggu?

Kedengarannya seperti penafsiran yang berbeda.

Iman perjanjian baru berasal dari perjanjian lama.
Penyimpulan dari apa yang Rasul Paulus pikirkan saat menuliskan hal ini.

Ini pengajaran lama dari John Calvin, Why did God created anything?
For His Own Glory.
What is that mean?
God made this earth, at a place to demontrate for all spiritual that He is the King.
Awal Dia menciptakan tempat ini adalah dengan tujuan suatu hari Dia akan tinggal di tempat ini. Dan semua makhluk akan memuliakan Dia.

Ketika Yesus kembali, semua lidah akan mengaku, ... akan memuliakan Tuhan.
Itulah awalnya Tuhan menciptakan dunia ini.
Tetapi dosa kemudian masuk ke dalam dunia ini.
Dari mana ide itu datang?
Bahwa saat anak2 Allah menerima kemuliaannya maka dunia ini akan memperoleh kemuliannya.
Balik lagi dari tujuan awal penciptaan.

Dunia sekitar kita percaya bahwa kita bukan apa apa, tak lebih dari debu tanah yang beruntung dan keturunan yg tidak jauh dari binatang dan bertingkah seperti binatang, kita menilai diri kita bahwa kita hanyalah debu tanah yg beruntung.
Tak heran jika kita tidak dapat mengerti bagian ini.
Versi kristen, kita manusia adalah tidak ada apa apa nya.

Rasul Paulus tidak percaya hal itu.
Seluruh ciptaan menunggu untuk di merdekakan dan kunci kemerdekaannya adalah anak anak Allah.
Apa yg Rasul Paulus percaya soal manusia?
Kita adalah gambar dan rupa Allah (Image of God).

Reformed Theology adalah yang paling menekankan bahwa manusia adalah gambar dan rupa Allah. Demikian dengan orang berdosa, tetap adalah gambar dan rupa Allah walau telah rusak.
Apalagi ditanya kepada orang kristen, siapakah kamu?
Maka jawaban yg tercetus pertama adalah "sinner".

Namun ada perbedaan manusia dengan makhluk ciptaan lainnya.
Makhluk lainnya tidak akan sama karena kita adalah image of God.

When God put human into the world, you are My image in the earth, ditempatkan di taman Eden yg Kudus dan datang dengan kemuliaan yg kelihatan.
Hanya bagian di taman eden yg kudus.

Untuk meluaskan taman tersebut supaya bisa melingkupi seluruh bumi.
Sehingga Allah akan datang dan memenuhi nya. Dengan apa? Dengan manusia, rupa Nya.
Itulah kenapa Rasul Paulus berkata,
Ciptaan sedang menunggu, untuk apa? Kemuliaan dari anak anak Allah.
Itulah kenapa setan datang ke image of God.
Pernah kepikir kenapa setan tidak datang ke makluk lain? Hewan misalnya?

Semenjak jatuh dalam dosa, Ciptaan Tuhan yang mulia ini mulai mati dan impotent.
Jadi saat kita baca keseluruhan alkitab, Tuhan memilih Israel untuk memulai kembali kerajaan Tuhan dan mreka pun gagal.
Dan hari inipun kita sekarang juga masih gagal dan gagal....
Dan Tuhan masih menunggu.
Maka dari itu bertahun tahun menunggu, menunggu manusia yg dapat melakukan hal yg benar dan menerima tubuh yang mulia dan menjadi sarana bagi Allah untuk memenuhi bumi.
This is why Jesus came.
Karena supaya ciptaan akan mencapai kemerdekaannya.

Jadi dalam ayat 18, bukanlah berbicara meloloskan dari dari dunia ke surga.
Ayat ini berbicara bertahan akan penderitaan didunia ini, sampai kemuliaan datang ke dalam dunia ini.
Mandat budaya dan injil tidak berbeda, memiliki tujuan bersama, yaitu mengubah bumi ini menjadi kerajaan Allah.

Point 1. Penekanan Pertama, kesatuan dari ciptaan dan keselamatan dari awal hingga akhir alkitab.

Masalah: I do fail.
Saya ingin menjadi bagian dari kemuliaan didunia ini.
Tapi yang jadi masalah, i do fail day to day.
Bagaimana kita bisa percaya bahwa kita bisa berbagian dalam kemuliaan yg akan datang ini.

Point no 2: Kedaulatan Allah dalam keselamatan. (The Soverignity of God in Salvation)
Bagaimana kau bisa yakin kita bisa turut ke dalam ciptaan baru itu.
Reformed saat itu muncul saat Roman Katholik, dimana keselamatan itu dibeli tetapi tidak bisa yakin.
Karena itu kenapa Martin Luther berkata, tidak seperti ini lagi, keselamatan tidak dibeli!
John Calvin melanjutkannya, cara bahwa kita bisa yakin kita menjadi bagian yang baru, itu hanya karena Allah secara absolut berdaulat atas keselamatan.

Ayat 28,
Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita bisa masuk ke dalam ciptaan baru?
Karena Tuhan berdaulat dan Tuhan mengontrol.
Dalam hal yang buruk sekalipun, jikalau kita dipanggil sebagai anak Allah, maka Tuhan akan bekerja dalam segala cara untuk kebaikan mu.
Jikalau semua terjadi, krisis ekonomi, pandemic, world war, semua ada dalam kontrol Tuhan.

Allah telah mengenal dan memilih sebelum saudara diciptakan. Dan Tuhan mengasihi dan mempredestinasi kan saudara bahwa saudara akan di tentukan serupa gambaran anakNya, gambaran anakNya yang sempurna.
Itu ada dalam pemikiran Allah. Bagaimana dengan hidup kita saat ini? Bisakah kita bisa yakin?
Rasul Paulus bilang ya, kita bisa, karena yang sudah ada dalam sejarah akan dipanggil untuk diriNya sendiri.

Yang perlu dipertanyakan adalah apakah Tuhan sudah memanggil kita untuk diriNya?.
Tuhan akan membenarkan yang dipanggilNya untuk diriNya sendiri.

If God has called you to Him self, you will have His righteous, deserve to have the glory.
Justifikasi oleh Iman seringkali dilupakan. Kita bisa start dengan hal ini, namun setelah bertahun tahun, dan seringkali gagal dan gagal dan gagal, apakah saya masih tidak bersalah? Jawabannya adalah iya.

Jika kita tidak percaya hal ini, maka kita akan kehilangan harapan akan kehidupan yang akan datang.
Bagaimana kita bisa berharap bahwa penderitaan yang ada saat ini tidak ada apa-apanya dibanding dengan apa yang akan kita peroleh nantinya?

Ayat 30, dipanggilNya, dibenarkanNya dan dimuliakanNya.
Sudah dipanggil, dibenarkan dan dimuliakan.
Dimuliakan bukan nanti, tetapi sudah.(lihat tenses kalimat).
Betapa penuhnya kepastianNya.
Tentu saja kemuliaan akan datang nantinya.
Saat kita baca kalimat ayat 30, untuk dimuliakan seakan itu adalah future tense. Tapi ini adalah all in the past.
Tentu tubuh kita belum dimuliakan. Hanya Tuhan Yesus yg sudah mempunyai tubuh yg dimuliakan.
Dengan semuanya ini, apakah kita sudah hore? Bebas dr semua nya?
Tetapi Rasul Paulus berbicara mengenai suffering, penderitaan.
Dalam menjalani kehidupan kekristenan, Rasul Paulus sudah dipenjara, dihina dsb...
Dalam semuanya ini, Rasul Paulus berkata aku berjalan dari kemuliaan menuju kemuliaan.
Setiap saat aku menderita bagi Yesus, hidupku menjadi lebih mulia, lebih mulia dan lebih mulia..
Kita harus berbagi didalam penderitaan, adalah kesempatan kita berbagi didalam kemulian Tuhan Yesus.
Tidak mengherankan Rasul Paulus memulai dengan ayat 18.
Jadi Reformed Theology adalah mengenai, Keselamatan dan Ciptaan yang berjalan bersamaan dan didalam kontrol kedaulatan Tuhan yang kehendakNya tidak mungkin gagal.

Ringkasan pertanyaan:
Pertanyaan apakah Tuhan menciptakan yang tidak baik saat Prof Richard mengatakan bahwa hanya Taman Firdaus yang Kudus?

Saat berbicara Taman Firdaus.
Apa yg menurut Allah baik, maksudnya cukup baik untuk berjalan. Tetapi maksudnya bukan proses sudah selesai.
Diluar dari taman firdaus, seluruh tempat masih berkembang. Tempat yg belum2 siap untuk ditempati oleh manusia. Dan tugas manusia untuk mengubahnya untuk kebaikannya.
Seperti dalam bagian bagian bait Allah ada pembagiannya.

Mengapa ada orang yang tidak diselamatkan?
Tujuan Hidup adalah Memuliakan Tuhan. Mengapa tidak memuliakan diri? Jawaban sederhananya Karena kita bukan Tuhan.
Tuhan memuliakan DiriNya.
Untuk mencapai tujuan hal ini adalah selalu sempurna.
Menunjukkan belas asih dan juga menunjukan penghakimannya. Dalam cara ini Tuhan dimuliakan.
Bagaimana kita melihat penderitaan kita bersamaan dengan penderitaan Kristus.
Dalam hidup ini banyak proses, masih akan banyak sekali penderitaan, bagaimana untuk menghancurkan dosa dan memenangkan dunia, yaitu dengan penderitaan umat Nya.
Saat penderitaan, iman menjadi nyata disaat itulah kekristenan  bertumbuh.

Kita seringkali menghindari penderitaan, dan lantas kita bertanya2 kenapa kita tidak berbuat banyak?

Note: dituliskan kembali hanya untuk kepentingan refleksi pribadi.

Wednesday 24 September 2014

Favorite Character - Mom vs Son

What will I do when I didn't into my son Favorite character.

On few post before, I share about how Josh asked me making an angry bird birthday cake.
Today, I felt Josh is too much into angry bird. 
That because at first, I let him follow the angry bird dance in meet and greet show due to school holiday and he get introduced with the game also.


How much is too much?
He can asked me to brought the angry bird book whenever we visit Gramedia book store.
When he looked the angry bird bed in the signboard, he wish for it. Then in our mind, if we end up with his wish, we might only buying the bed sheet cause it's cheaper. "LoL"
He also asked us to buy the bag as his friend have it.
When I asked him about the school, he will answer shortly, but he could keep repeat telling about how the angry bird could fly and how many colours.
Danger part, he try to imitate by running into his friend. I keep remind him about not to do that.
But is that really work? Is that really the good idea?
What I do?
I also bring other book, "Robot" and luckily, last time we have chance took a picture with "NAO" - a robot name. So I can connect the book with his experience.
Impact and Result?
Another story with the bird,
Lesson for mama to learn. 



Sometime I teased him, how about I give you an angry mom. 
His smart answer "No lah mommy" with the heartwarming smile.


Somehow, he feel proud cause he could follow the dance move and he start to fall into the character.

What to do?
So Should we banned the angry bird?
Ridiculous idea came to us, that we set the rule, Yes, Rule just for angry bird. 
"No angry bird talk unless weekend."

For Josh's type, banned it just make him more curious.

Till now, Josh really love me reading him a book, that the good part. 
So We came to Gramedia Bookstore, Instead of buying angry bird storybook, I brought the National Geographic Atlas with angry bird character inside explaining the content.


Josh love when I read the new National Geographic Atlas, he get to learn about the continent and places.
He also like the new book about Robot. And guess what, the next time he bring another national geographic book about Koala from school library.

Josh have a drawing extracurricular in school. He not really showing that he like to draw, but when I request him, how about you draw an angry bird, He start to do it. Below was the result, not bad huh. What matter, at least he try the drawing activity. And when he felt that he could do it, Mama hope he will love it more by drawing other thing also.

if it give very bad impact, then mama shall not start from the beginning. 
Banned it just a short way cut for mama, but not really solve anything.
Put some more effort worth enough for making Josh and mama learn a new thing through this process.


P.S. Nowdays he talked less about angry bird. He played with his Lego and other stuff again.

Friday 19 September 2014

Menu Dinner for Kids - Oriental

16 September 2014, Oriental menu Dinner for Josh.
+ White Rice
+ Fried Dumpling
+ Lettuce
+ Corn Carrot Mushroom Soup

To make Fried Dumpling
- brought dumpling skin from the market
- chicken/pork + shrimp chopped
Compotition for 200 gram, I add 4 big shrimp.
- salt, pepper, garlic oil, sesame oil
- leeks chopped

Steam for 5 minutes and fried it till light brown.
Usually I kept the left over after steam process in the freezer and
 I can quickly used it for school lunch box.

To make Corn, Carrot Mushroom Soup
Peel the corn
Cut the Enoki mushroom into small piece
Make the chicken broth and put the corn stalk to sweeten
Then add the rest

For green veggie, I always keep lettuce ready in the refrigerator, cut it small.

Voila!
Ready to serve.
Just make a heart shape and a smiley face on the rice with tomato sauce.
Josh love it.

P.S. My math menu combination for Josh
= Carbo +Protein +Vegetable

Thursday 18 September 2014

DIY Wall Project - Exploring Stencil and Acrylic Paint

Sometime when I need time for my self, I like to spend it doing something.

Now, I want to explore using stencil and acrylic paint and fortunately there is a wall need to re-paint.
Let say if the result turn ugly, then I can just order some painting work to be done.

While waiting for Josh's 3 hours school time, I finished it.
Accompanied me doing this repetitive work, usually I turn on the sermon, at least listened to something that could enrich my soul.

So here the result, what you think?

Different acrylic paint give different work to clean the stencil.
Cheaper one, last hard on the stencil, need extra work for clean it.

Monday 15 September 2014

Kebaktian Penghiburan 5 September 2014

Malam hari pertama, jam 7 malam kebaktian penghiburan diadakan.

Pada kesempatan ini, kami bersyukur dimana Pdt Dr Rahmiati Tanudjaja perwakilan dari SAAT Malang akan membawakan renungan Firman.

Hari ini sekilas aku melihat ada banyak alumni SAAT, dan Ketua Alumni Jakarta datang setelah sebelumnya mengirimkan kalimat penghiburan melalui sms.
Saat setelah mendengar kothbah selesai, aku sangat menyayangkan bahwa aku lupa merekamnya, sehingga tidak dapat berbagi bersama yang lainnya.

Pdt Rahmiati melalui Firman yang disampaikan mengingatkan kami dan menguatkan kami akan kemana William berada. Aku mencoba menuliskan kembali apa yang kuingat dan banyak yang diambil dari ringkasan catatan David.

William pernah berkata jika dia mempunyai dua pilihan yaitu, sehat tapi tidak kenal Kristus, atau sakit tapi mengenal Kristus, maka dia akan memilih yang kedua, sakit tapi mengenal Kristus. (Hal ini disharingkan dalam kebaktian di GKY Mangga Besar. Hari itu walaupun dia sakit, dia menunggu kebaktian sampai selesai, dan dia berkata padaku mungkin ini adalah pelayanan kesaksian diatas mimbar yang terakhir.)
Namun bukan berarti William tidak menghargai waktu bersama dengan keluarga dan memilih sakit untuk berpisah.

Firman Tuhan Matius 25, tentang penyambutan Kristus terhadap hamba Nya. 
Dari semenjak beliau mengajar di SAAT Malang, ada mahasiswa yang tidak sempat menyelesaikan studi nya namun sudah dipanggil oleh Tuhan. Dalam pikiran kita manusia, bahwa sesudah menyerahkan diri, setidaknya lulus dan melayani, tampaknya ada sesuatu yang dilakukan. Di dunia yang berorientasi pada hasil, seringkali menyayangkan orang yang meninggal dalam usia muda seolah dia belum mengerjakan apa-apa. Namun, bagi Kristus yang utama bukanlah hasil atau banyaknya pelayanan yang dikerjakan yang dilihat oleh manusia, tetapi pada kesetiaan dan ketaatan melalukan perintahNya.

Jika jiwa satu orang diselamatkan, maka para malaikat bersorak sorai.

Dalam Yohanes 14, Yesus katakan bahwa Dia sediakan tempat yang baik bagi kita di sorga. Keluarga mungkin kehilangan William karena dia pergi mendahului kita, tetapi keluarga bisa dengan lega melepasnya karena William menuju tempat yang kita tahu paling baik, yaitu bersama Bapa.

Dalam Korintus dikatakan bahwa apa yang kita kerjakan di dalam dan bagi Tuhan, tidak akan sia-sia. Demikian juga segala apa yang William kerjakan selama ini di dalam dan bagi Tuhan tidak sia-sia.

Baik ketika William masih hidup maupun saat ini sudah meninggal, dia adalah milik Tuhan. Dia sudah hidup bagi Tuhan, maka kematianNya pun berharga di mata Tuhan.

Kalau William bisa meyampaikan sekarang ini, pastilah dia akan menyampaikan betapa wow nya disana. Dan Jikalau William bisa menyampaikan pesan saat ini, mungkin ada 2 hal yang ingin dia katakan:
a. Agar keluarga memiliki iman yg sama dengan dia. Sehingga memiliki kepastian untuk bertemu kembali dengan William dan menikmati keindahan Rumah Bapa.
b. Berpesan agar keluarga dan rekan yg mengenal Tuhan agar tetap setia dan tak lelah melayani Tuhan.

Firman Tuhan yang senantiasa menguatkan kami didalam masa berduka. 
Kami bersyukur adanya pelayanan penghiburan yang diberikan oleh keluarga besar SAAT Malang.
Bersyukur untuk teman-teman SAAT yang mendukung William selama menghadapi sakitnya.


In Memoriam of William Tan 1984-2014



1998, Januari 25, Hari yang tidak akan pernah sama bagi keluarga kami.
Hari dimana, Keluarga, William dan saya terhenyak bahwa Papa "Meninggal".
Usia William saat itu 14 tahun. Saya sering berpikir dan bertanya, mengapa hanya saya dan William yang saat itu selamat dari kecelakaan mobil tersebut?
Terlepas dari sulitnya menerima keadaan saat itu, namun dalam hati yang paling dalam diingatkan bahwa ini adalah kesempatan. Kesempatan untuk? 

Keadaan ekonomi keluarga menjadi goyah, namun saat melihat balik, sungguh terasa bagaimana Tangan Tuhan tetap memelihara keluarga ini, semua tetap dicukupkan, tidak lebih, namun tidak kurang.

Masa sesudah ini, kita tinggal serumah, tetapi terasa jarang komunikasi hal yang mendalam karena masing-masing menekuni studi, William di Ketapang II, saya di Karunia dan berusaha untuk masuk ke jenjang Kuliah. 
Ada kali dimana, perselisihan kami membuat kami bungkam selama hampir setengah tahun. Dan semua kembali membaik hanya karena William meminta saya untuk membantu dia mempersiapkan baju-baju yang akan dibawa untuk berdarmawisata.


Masa Kecil
Dilewatkan di kota Pematang Siantar, kita berdua selalu bermain bersama.
Saat Helena (adik) masih kecil, kami dudukan di bangku dan dorong2, seperti boneka.
Main di depan rumah berjualan di warung, main di samping lahan kosong dengan pohon nangkanya sambil memasak rumput-rumput.
Selalu makan berdua dan pergi pulang sekolah berdua.
Banyak bermain peran-peran, ninja turtle, google five.
Ada anjing besar dirumah, satu kali bermain dan mengejar William, hingga kepalanya membentur bawah tangga dan berdarah. Jahitan pun tak terelakan.
Menangis ketika tahu anjing kami mati karna hendak menyambut namun terlindas.


Masa Remaja
Kami berdua selalu diajak papa untuk pergi nonton bioskop dengan naik motor.
Jika saya bermain bersama sepupu, William dirumah senang bermain boneka dan memberi nama serta peran-peran dan memainkannya bersama Helena dan San-San. Saya merasa bagaimana dia berperan sebagai kakak bagi adik-adiknya.
Saat dimana gerakan kharismatik begitu pesat masuk ke sekolah kami, kami berdua pun giat mengikuti acara yang dilakukan.
Bagi orang tua kami, lebih baik kami diijinkan beribadah ke gereja dan berbuat baik, daripada berbuat hal yang rusak. Naik bus, ke sekolah sekolah pun dijalani oleh William.


Masa Pemuda
William adalah tipe yang pendiam, keras dengan kemauannya, namun sebenarnya hangat.
Dia bisa membuatkan lukisan untuk mama dan memberikan mawar untuk mama dan kami.

Saya mulai merasa menjadi kakak, saat William meminta pendapat saya atas keputusan-keputusan yang akan dia ambil. Ada suatu kali dia meminta untuk menginap dirumah selama 2 hari. Pas datang dia tidak langsung bercerita, ditunggu-tunggu juga diam saja. Hanya saat sesudah makan malam hari kedua selesai, saat dirasa waktunya tepat, saya boleh bertanya dan dia mulai bercerita pergumulan dia.

Hal yang paling dirasa berat adalah dimana saat dia berhenti dari pekerjaannya karena prinsip nya, dan ternyata sesudah itu vakum tanpa pekerjaan selama beberapa lama. Namun, itulah dia, dengan segala idealisme dan prinsip nya yang tidak boleh berkompromi apabila itu salah.

Dalam pekerjaannya, dia tidak pernah menghitung-hitung bayaran yang dia dapat dengan beban pekerjaannya. Semua dilakukan dengan sungguh-sungguh, walau kadang tenaga dia sudah habis.

William selalu berusaha mandiri, berusaha mengerjakan sendiri, termasuk mencuci semua baju-bajunya dengan tangannya sendiri, namun karena dia kehabisan tenaga dan waktu, alhasil ada hal-hal yang tertunda. Namun itulah dia, tidak ingin merepotkan orang lain. Dalam perjalanan, saya percaya dia belajar untuk bagaimana juga saling berbagi suka dan duka dengan yang lainnya.

William tipe orang yang sangat menyanyangi barang pemberian orang dan semua selalu disimpan. 

Sebagai adik laki satu-satunya, kesukaan saya adalah membelikan dia baju entah kemeja, kaos kemanapun saya pergi. Dan walaupun kadang baju itu tidak cocok menurutnya warna coraknya, namun dia tetap memakainya, mungkin semata mata menghargai usaha cici nya ini.

Walau dikemudian hari kami bergereja di tempat yang berbeda, tetap kami saling memberi tahu apabila ada kegiatan yang bisa diikuti bersama.
Ada satu malam setelah mengikuti seminar selesai, motor nya kena paku. Kami pun menepi dan mencari tukang ban, sambil diperbaiki ban nya, kami bercerita kepada tukang ban tersebut kegiatan seminar. Memang aneh, tp ternyata lah tukang ban itu seorang kristen juga dan mau mendengarkan kami.
Ada hari dimana kami menonton konser bersama di gepembri, tertawa karena kelelahan duduk diatas motor selama sejam untuk perjalanan satu arah. Tentu saya rindu senyum nya.

Memasuki tahun 2012, awalnya terasa tenang dan nyaman bagi kami sekeluarga. Pertama kalinya lah kami dapat menikmati liburan keluarga bersama. Bersama menikmati tawa diterjang ombak dipantai.
Namun, menjelang akhir tahun, mama didiagnosa kanker. Ada hal yang menjadi pergumulan pemikiran kami semua, bagaimana mama boleh memiliki iman yang sama dengan kami. William yang memikirkan mencari komunitas bagi mama. Dia yang akhirnya mengajak mama ke Cancer community di Ketapang.

Tahun 2013, setelah mama menjalani 1 siklus kemoterapi, William mengungkapkan keinginan dia untuk studi Teologi di SAAT Malang.
Mama yang semenjak awal selalu ingin William berwirausaha, ternyata mengijinkan William untuk studi. Dalam nalar pikiranku, hal itu hanya mungkin terjadi karena mama telah mereflesikan arti hidupnya saat menghadapi penyakit kanker. Tentu, sayapun sempat bertanya, mengapa Malang, bukan Jakarta?

Ada satu cerita dimana pernah diungkapkan bahwa William sebenarnya ingin sekolah teologi semenjak lulus sma, namun hal itu diurungkan niatnya dan dia memilih jalur hukum karena dia sangat terkesan dengan pelajaran itu semasa SMA.

Agustus 2013, Kita mengantarkannya ke Stasiun Kereta untuk studi menyerahkan diri bagi pekerjaan Tuhan.

Masa Perjuangan dalam Penyakit (March 2014 - End)

Sesudah didiagnosa oleh Kanker stadium terakhir, dan pulang kerumah, ada saat dimana dia terlihat menarik diri dari lingkungan, karena lelah bertemu dengan orang, tidak menerima pesan di ponselnya. Namun terhadap kami keluarga, dia tetap hangat dan terbuka.

William tetap bersemangat menjalani hari yang ada. Memang dia sering merasa lelah, namun rasanya tidak pernah mendengar dia mengeluh akan sakitnya.

Dalam perjalanan nya, ada hal-hal yang kami tertawakan bersama, tangisi bersama, khawatirkan bersama.

Kala siang menjelang sore dirumah mama dibulan Juli, dia tertidur begitu lama, dan tidak terbangun untuk makan, saya membangunkan dia. Dia tiba tiba berkata, saya merasa begitu lemah, kukira sudah waktunya Tuhan mau panggil saya. Saya periksa denyut jantungnya dan kusampaikan, rasanya mustahil karena detaknya begitu kencang dan normal, "mungkin kau sangat lapar sehingga kau lemas, coba kau makan dulu" kataku. "Oh begitu yah" sahutnya sambil senyum.

Ada malam dimana dia sulit untuk tidur dan saya membacakan buku untuknya mengenai Doa. Saya tidak akan pernah sepenuhnya mengerti apa yang dia rasa dan dia alami, yang bisa dilakukan adalah berdoa.

William sering mengungkapkan kekhawatirannya akan mama, namun pada akhirnya Tuhan yang akan mempersiapkan hati kami semua.

Satu kali, saya memberikan dia permen hanya setengah potong kecil, saat dia mengecapnya, dia bilang "Ohhh, rasa yang sudah lama sekali, ini green tea".
Saya jawab, "Iya, kamu ingat pie mu yah." sambil saya berbalik darinya.
Tiba tiba, saya mendengar suara seperti mau muntah. Saat saya melihatnya, dia dalam posisi berbalik ke samping, seakan ingin mengeluarkan sesuatu, terasa mengherankan. Namun tiba tiba saya sadar, jangan-jangan permen nya ketelan, dan William yang sangat menyayangkan hal itu berusaha mengeluarkannya kembali. Kami pun tertawa hingga ingin menangis.
Akhir nya kuberikan potongan lainnya dan dia pun tanpa bicara lagi hanya menikmati saja, takut kalau kalau tertelan kembali.

31 Juli 2014, ada satu pesan masuk di ponselku.

"Rasanya ingin cepat-cepat ketemu Tuhan Yesus dan mengakhiri penderitaan ini. Tapi itu bukanlah hak aku untuk menentukan. Jika Tuhan masih memberikan hidup didunia ini, pasti ada maksud Tuhan dan hal yang Tuhan ingin aku kerjakan."
Membaca pesan ini, membuat saya mengerti bahwa William bukannya tidak merasa sakit, namun dia berusaha diam untuk menahan sakit itu dan terus berjuang walapun satu hari saja, tapi kalau itu hidup yang diberikan Tuhan, bukankah harus terus berjuang.

Agustus 2014, Masa-masa terakhir bersamanya.

4 September 2014, 15.00, William Tan berpulang ke rumah Bapa di Surga.
Telah diberikan kesempatan 16 tahun bagi William, dan pada akhirnya dia serahkan kepada Tuhan, melihat apa yang telah dilaluinya, Tuhan yang akan sempurnakan semuanya.

William, dia bukanlah adik yang sempurna, namun dia dengan segala keberadaannya ditempatkan Tuhan untuk melengkapi kami sekeluarga.
Tentunya, dia akan selalu kami kenang dan rindukan.

Thursday 11 September 2014

16 August 2014 Another Night with my Brother William

Malam hari saat tiba di rumah sakit, dan karena waktunya sudah jam 8.30 malam, tiba tiba aku ditanya oleh adikku, apakah aku akan langsung pulang?.
Aku bertanya, kenapa?
Ternyata dia ingin bercerita.

Dia mulai bercerita, bahwa dia tidak tahan perihal "pembatasan minum". Dia merasa dia ingin sekali menyerah saja.
Tiba tiba dia teringat akan bagaimana Tuhan Yesus saat berjalan menanggung salib, saat tiba Tuhan sangat haus, namun dikasihnya hanyalah anggur asam. Entah bagaimana rasanya.
Mengingat hal ini, membuat adikku tersadar bahwa dia harus mengucap syukur dan juga terus berusaha.

Dia juga bercerita bagaimana mama ku sempat panik dirumah sakit. Untuk mengurangi kepanikan mama, diapun berusaha makan, tak heran aku sangat terkejut kenapa satu mangkok bubur habis olehnya.

Aku melihat bagaimana ditengah kondisinya, dia tetap berusaha untuk menjadi anak yang baik. Walaupun terkadang tidak sepaham, namun ditengah sakitnya, dia tetap berusaha untuk menerima.

Kiranya Anugerah Tuhan tetap boleh kami rasakan hari demi hari.

Children Book - Sammy Experience God

As a mom who like to build a reading habit in her own son, I like to brought a book, especially the one with human character.

Few months ago, after Sunday School, I walk to the book shelf and look for book and found the one - Sammy Experiences God, showed on the below picture.
Click on www.BHPublishingGroup.com/Kids. for the review story.
"Sammy Experiences God is a classically illustrated children’s book inspired by the Experiencing God teachings of Henry Blackaby. It will help kids begin to understand that God is not far off or hiding from them, and that they can experience his love and involvement in their lives as they follow him."

Consist of 30 pages and each page have the Illustration and Story, at first I think it's might bit long story for Josh.
But now days, Josh really enjoy it when I read the book for him. 
I repeat few important word and translate it in Indonesia.
I wish Josh also experiences God in his daily life.


Wednesday 10 September 2014

Surat Kematian - Meninggal di Rumah - Surat kepada Bethsaida Hospital - Berserta Tanggapan

Aku menuliskan hal ini sebagai bahan pembelajaran yang kuharap berguna untuk nantinya.
Tentu jika mengingat kembali, ada rasa sakit akan perlakuan yang diberikan disaat saya begitu terguncang dan membutuhkan bantuan yang seharusnya secara etika bisa diberikan.

Berikut Surat yang saya layangkan kepada Website Bethsaida Hospital dan Facebook account di tanggal 5 September 2014.

Kepada Bethsaida Hospital.
Adik saya William Tan dirawat dirumah sakit Bethsaida dari tgl 13 Agustus 2014 hingga 1 September 2014 dan kami memutuskan untuk pulang kerumah.
Tanggal 4 September 2014, jam 3 sore, Adik kami berpulang.
Jam 3.30 sore, saya menelpon ke Bethsaida, menanyakan apakah ada dokter yg bisa kerumah untuk memberikan surat keterangan kematian. Dan dijawab, belum ada pelayanan seperti itu. Dan tidak bisa diberikan surat kematian bagi yg tidak dirumah sakit.
Kemudian saya bertanya lagi, apakah bisa jikalau saya memakai ambulan membawa adik saya kesana dan kemudian dari dokter igd nya dibuatkansurat kematian. Kemudian dijawab kembali bahwa akte kematian tidak dapat diberikan kepada yg diluar rumah sakit.
Saya kembali menegaskan maksud saya bahwa saya ingin membawa adik saya kerumah sakit dengan ambulan dan dibuatkan surat kematian disana.
Dari seberang sana diminta untuk menunggu dan saya mendengar diskusi yg ada, dan ada suara yang berkata, "bilang saja tidak bisa."
Daripada menghabiskan waktu mendengar jawaban dari Bethsaida yang tidak juga membantu, aku tutup telponnya supaya waktu yg ada lebih berharga untuk segera mencari bantuan lain.
Beginikah pelayanan Bethsaida hospital, jika masih sakit boleh diterima, tetapi jika sudah meninggal, hanya ingin dibuatkan surat kematian pun tidak bisa. Padahal 3hari sebelumnya kami pasien disana, dan kami pun bersedia membayar jasa ambulan dsb?
Terima kasih untuk kesan yang ditinggalkan.


Saya mempertanyakan slogan dari rumah sakit Bethsaida, Health Care with Heart, Really?

Surat ini tidak pernah dijawab. Tanggal 9 September, saya melayangkan email kepada redaksi kompas mengenai hal ini. Tanggal 10 September 2014 sore hari melalui Telepon, kepada Calvin, dengan meminta maaf dan berjanji akan memberitahukan kepada Manajemen.


Tetapi tahukah Rumah Sakit Bethsaida, betapa kekecewaan yang kami alami.

Pengalaman tidak menyenangkan dengan Rumah Sakit Bethsaida telah dialami saat perawatan yang pertama kalinya.
Saat dimana akhirnya kami harus memutuskan pindah Rumah Sakit ke yang paling dekat dengan keluarga, kami dengan segala pertimbangan mengambil langkah percaya kembali, dengan memutuskan bahwa kali ini will be better, we change the doctor and everyone learn from the mistake.
Saya rasa mengambil langkah percaya kembali bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. 
Note: mengingat betapa banyak orang memilih dirawat di luar negeri.
Selama perawatan yang berlangsung, semuanya berjalan seperti rumah sakit biasanya.

Keputusan untuk membawa kembali William kerumah disaat kondisinya demikian, karena tidak ada hal yang akan kami lakukan dirumah sakit kembali, sehingga kami bisa 24 jam bergantian menjaganya dirumah.
Tentupun saya sudah menyiapkan seandainya William berpulang dirumah, saya harus lakukan apa yang pertama kalinya, dan nasihat yang diberikan pada saya adalah "call the hospital".

Sayangnya rumah sakit dimana William terakhir dirawat memberikan jawaban yang begitu mengguncangkan saya saat itu. Saya tidak ada plan lainnya. Sayapun tidak sempat untuk merasa emosi, yang saya tahu, saya hanya berdoa saja.
Saya menelpon rumah duka dan mereka menyampaikan untuk mencari dokter di klinik terdekat.

Jam 15.30, Sulit sekali mencari dokter praktek disaat jam begitu. Teman yang merupakan kakak bagiku, Hiriyanto, tiba dirumah, dan dia membantu mencarikan dokter. Saat itu kami baru terpikir untuk menghubungi Pdt Andreas Loanka, namun kami urungkan karena takut akan ada dua pihak yang mencari. Ternyata ada juga keajaiban yang boleh kami rasakan, dalam kebetulan yang tidak kebetulan, Hiri akhirnya mencari Pdt Andreas dan kemudian dapat menghubungi Dr. Monica yang bersedia kerumah. Kiranya Tuhan yang membalas kebaikan mereka.

Persoalan mengurus surat-surat yang dibutuhkan untuk Akta Kematian tidak berhenti sampai disana.
Domisili William Tan di KTP adalah di Jakarta, sedangkan meninggalnya di Serpong, Tangerang.
Dari surat kematian yang dikeluarkan oleh dokter klinik, kami harus ke institusi setingkat diatasnya yakni Puskesmas. Di Jakarta membutuhkan Form A1 sedangkan di Tangerang tidak, sehingga Puskesmas tidak serta merta bisa keluarkan surat kematian. Hal ini menyebabkan Calvin harus bolak balik mengurus semua surat di Jakarta maupun di Serpong, Tangerang setiap harinya.
Sampai hari ini, tanggal 10 September akhirnya urusan surat kematian selesai agar bisa diserahkan untuk mengurus Akta Kematian.
Dalam suasana kedukaan, kami harus tetap berusaha menyelesaikan persoalan administrasi.

Seandainya Rumah Sakit Bethsaida tanggap semenjak awalnya, tentu cerita akan berbeda.
Tentulah saya juga belajar, ternyata tidak semua rumah sakit akan menerima pribadi yang meninggal dirumah, walau pribadi itu pasien rumah sakit itu beberapa hari sebelumnya dan rekam medis penyakitnya sangat jelas.

Saya tidak pernah menyesali membawa adik saya kerumah hingga dia berpulang, betapapun administrasi yang lebih ribet harus kami jalanin.

Namun kiranya hal ini boleh jadi pembelajaran.

Josh's Reaction to Uncle Illness

8 September 2014 malam, tiba tiba Josh menyeletuk, mama, Uncle sudah hilang yah, Sekarang mama jaga Josh yah.

Hmmm, Maret 2014, sesungguhnya kami berencana ke Malang, namun karena satu dan lain hal kami membatalkannya. Ternyata Adikku yang pulang ke Jakarta.
Seandainya kami jadi pergi, berarti kami menjemputnya kesana dan ada rasa sesal di hati ini.

Selama William sakit, aku berusaha untuk menyeimbangkan perhatian kepada Josh.
Aku tahu sedikit jauh, perhatian ku akan tersita kepada adikku.
Josh seringkali mendoakan Uncle yang sakit.

Disaat terakhir, Josh mengerti ketika aku harus merawat adikku.

Saat Josh menjenguk Uncle dikala waktu kritisnya, Josh tiba tiba berkata, bahwa nanti Uncle tidak akan sakit lagi, nanti Uncle sudah bisa jalan.

Walaupun Josh belum bisa merasakan keterpisahan dengan Uncle, mama menceritakan yang sesungguhnya bahwa Uncle telah meninggalkan kita, tapi Uncle pergi ke rumah Bapa di Surga dimana disana nantinya akan disediakan tubuh surgawi yang baru dan satu hari nanti kita akan bertemu kembali.

Biarlah Josh boleh belajar hari demi hari.

Tuesday 9 September 2014

William dan Pelayanan Anak

Saat malam Kebaktian Penghiburan hari kedua, Febrianto, Ketua Masta 2013 mensharingkan tentang William dan Pos Pelayanan dimana dia terus berusaha melayani batita.

Saat itu, pikiran ku menerawang ke masa yang lalu. Aku teringat dimana William sering bermain bersama adikku, Helena dan Christina. Dia suka memberikan nama-nama kepada boneka dan bermain cerita dengan mereka.

Kepada keponakan yang dibilang sulit dekat dengan orang, namun dengan mudahnya William membuat anak itu lengket dan terus bersamanya sepanjang waktu.

Orang yang didatangi Josh sesudah papa dan mama adalah Uncle William.
Teringat bagaimana dia memainkan lagu untuk Josh.



We miss you yet we know you have done your part.

Friday 5 September 2014

Last Moment with my Brother William Tan

4 September 2014
Pagi ini, aku terbangun jam 5 pagi dan aku terkaget karena tidak mendengar suara adikku William.
Aku suapkan dia pisang, sesungguhnya dia terlihat enggan. Namun aku didalam keterbatasan yang ada hanya bisa menyuapinya dengan perlahan lahan.
Sesudah selesai, akupun tertidur sampai jam 7.30 aku bangun dan terkaget lagi kenapa tidak ada suaranya.
Datang ke dekat kasurnya, merasakan dia begitu lemah. Akupun seperti biasa melakukan jadwal rutin, memberikan minuman susu, dan itu berlangsung begitu lama. Rasa-rasanya aku berpikir ini situasi yang sudah tidak baik.

Selesai makan pagi, seperti biasa mulai saat dia pulang kerumah, ku bersihkan badannya dan mengganti semua yang baru. Kurasakan betapa tidak adanya gerakan dari dia, bahkan tidak juga suara. Denyut nadinya pun sudah sangat pelan.
Kubersihkan dia perlahan lahan, dan kupakaikan lotion di kulitnya yang mengering. Dan mengingat William orang yang resik, seperti biasa saat kubersihkan giginya dia tak pernah menolak.
Sempat berargumen dengan mama karena mama terlihat lemas dan tidak mau makan. Aku tak mampu duduk bersama mama meratapi hal ini, jikalau demikian, aku akan hancur dalam tangisan juga.

Sesudah mama makan dan bebersih, mama memintaku untuk mengambil foto bersama William.
Saat itu aku merasa adikku helen harus kerumah malam ini. Namun ternyata kejadian dipagi hari dimana ojek yang ditumpanginnya menabrak orang membuat dia tidak dapat datang.

Siang itu kucia (auntie kita) datang, dia yang paling mensupport William dalam sekolah ke SAAT Malang.
Entah mengapa, akupun merasa seakan waktu sudah mau dekat dan pergi menyeleksi foto2 yang akan ditayangkan nantinya karena mama ingin hal itu ada.
Saat jam 1 siang pergilah jemput josh. Pulang rumah, aku menerima pesan bahwa Helen tidak bisa datang dan segera kusampaikan pada mama.
Jam 2 mama pergi dengan kucia keluar, aku rasanya tidak ingin makan saat itu.

Sesudah mereka pergi, berdirilah disamping ranjangnya masih sambil menyuapi dia susu cair sedikit sekali.
Pesan teman-teman yang belum kubacakan, aku bacakan untuknya.
Tangisan ku pun meledak, dalam doa ku untuknya, kukatakan bahwa dia adalah adik yang sudah jadi berkat bagi kami, terima kasih untuk keberadaan nya selama ini, pelayanan yang begitu dijalankannya dengan sungguh membuat kami terharu. Biar Tuhan yang sempurnakan dia, apapun yang belum dikatakan ataupun dikerjakan, Tuhan pasti ada caraNya dan kiranya kami yang ditinggalkan bisa dikuatkan.

Seusai berdoa kulihat ada air mata menggenang dipelupuk mata kanannya. Memang sejak pagi kulihat matanya berkaca kaca.
Sesudah berdoa, kuputarkan lagu rohani instrumental, dan melanjutkan perbincanganku. "Kau tahu tidak, San itu itu sangat sayang padamu, diwaktu lalu aku melihat dia menangis juga, dia juga merelakan dirinya selalu jaga malam walaupun esok harus kerja. Walapun terlihat dia kadang enggak mau kerjain apa yang kau mau, tapi sebenarnya dia selalu sayang.". Aku juga bercerita hal2 mengenai keluarga kami yang ada kekurangannya namun saling melengkapi.

Tiba tiba mata William terbuka dan dia mengeluarkan air mata terlebih dahulu kemudian dia memanggil "ma...ma..".
Kutelp kucia ku namun tak diangkat
Lantas kulihat dia ambil satu nafas dan berhenti.
Kutelp adikku Helen dan dia mengatakan sesuatu pada william. Sesudah itu, dua kali dia menarik nafas yang dalam, dan kurasakan perpisahan yang nyata.

Aku ingat satu malam dimana dia masuk rumah sakit ketiga kalinya, dia berkata bahwa dia sayang sama keluarga kita, kita semua sambil dia membalik badannya dan menangis.

Perpisahan sungguhlah menyedihkan jikalau hanya memandang kepada dunia ini.
Namun yang terus menguatkan kami hingga hari ini adalah adanya pengharapan akan bertemu kembali di rumah Bapa di surga.

Wednesday 3 September 2014

Another Story to Share 26August-3September

Pada hari selasa, 26 Agustus 2014, tepat dua hari sebelum hari ulang tahun William, giliran aku tidur dirumah sakit dengannya untuk ketiga kali nya.

William bercerita bagaimana siang dijenguk oleh Pdt Martin, dimana dia diingatkan bahwa dia juga bisa mrlayani dengan kondisi dia yang sekarang, dia juga masih bisa mengucap berkat, dengan kata lain dia bisa buat project juga.
Dan seperti biasa, cici yang satu ini langsung nyeletuk, "kau tahu, kau memang anak mama, mirip sekali dengan sifat mama." Lantaran aku beberapa waktu lalu sudah mengajukan hal yang sama bahkan sudah menyediakan kamera, namun setelah dibicarakan ulang oleh orang diluar keluarga, baru dia tambah semangat :p.
Memang waktu itu tidak memungkinkan karena dia berasa ngantuk sekali.
Kali ini, Aku langsung keluarkan kamera minta dia mulai membicarakan pesannya. Sayangnya saat itu suara disekitar sangat ribut, alhasil hanya ada satu pesan yang terekam.
Kita sepakat nanti pas ulang tahun dia ketika kita pindah ruangan, kita akan lanjutkan kembali.
Aku pun berceletuk padanya, "tumben banget pesan mu lancar dan panjang, biasanya kau sulit untuk berpikir keluar kata2nya." Dan seperti biasanya dia hanya menyeringai dan bilang "ah masa".

Percapakan kita pun lanjut pada siapa saja yang ingin diundang pada ulang tahunnya. Dia ingin undang keluarga, kucia dan semuanya, trus beranjak ke teman2 greja dsb. Aku bilang, waduh, mana muat ruangan mu. Tapi akan kuaturkan keluarga hari sabtu yah. Dan dia mengiyakan.
Malam itu William dijenguk oleh teman2 dari POUT, akupun mengemukakan ide william, dan tiba tiba mreka bersedia untuk merayakannya. Walaupun sungkan, kuterima sajalah *grin*.
Hari selasa malam seperti biasanya dia selalu minta pipis. Namun dia susah tidur tampaknya, beberapa kali mengingau. Namun saat aku bangun, tampaknya dia sedang tidur.

27 Agustus 2014
Hari Rabu subuh jam 6 aku pulang, aku katakan mama akan datang jaga dia.
Siang aku peroleh telpon dari mama kalo dia tidak ingin makan. Aku datang hanya sekilas tp tidak terlalu lama.
Malam aku datang kerumah sakit hanya urus perpindahan kamar, namun aku tidak ke atas melihatnya. Pulang2 adikku berkata bahwa ia ingin pindah hari itu.

Hari kamis, hari ulang tahunnya tiba tiba kondisi dia sangat drop sekali. Saat jam 10 aku melihatnya, kondisi sangat berbeda, dia banyak berkata hal-hal dan permintaan yang aneh.
Coba terus beri obat lactulose agar bisa menurunkan kadar amonia nya.
Kira kira jam 3 sore saat dia agak sadar, tiba tiba dia berkata ingin bicara padaku. Sambil ku massage punggungnya, dia berkata, "kenapa?". Akupun melanjutkan pertanyaannya, "maksud mu kenapa tiba tiba penurunan kondisi seperti ini?". Dan dia menjawab "iya".
Sekarang kalo kuingat, aku menjelaskan dan menguatkan dia, kalo memang Tuhan memakai kamu dengan rencana ini dan menyempurnakan kamu dengan rencana ini, Dia akan menguatkan kamu juga untuk menjalani ini. Dan tiba tiba kudengar dia mengatakan "iya" dan mengangguk.
Ini saat terakhir dimana sharing perbincangan kami yang serius dan kondisinya mulai drop.
Dalam kondisinya yg sedemikian drop, dia bertanya apakah aku jadi merayakan ulang tahunnya.
Aku katakan jadi.
Malam itu walaupun dia lelah, namun dia menikmati semua hal yang telah disiapkan oleh teman yang mengasihinya.
Sungguhnya malam itupun suster datang untuk memasang infus. Namun entah kenapa lama sekali dan akhirnya William bilang sudah tidak ada tempat lagi untuk infus dan diputuskan untuk tidak lagi pasang infus.
Sepanjang malam dia meminta hal yang rasanya aneh dan membingungkan dan dia bisa juga tiba tiba tersinggung jika kami tidak mengerjakannya.
Dia sulit untuk tidur dan sampai esok pagi dia merasa begitu juga.

Pada hari Jumat adalah hari dimana william emosinya sangat labil. Hari itu kami dilayani oleh Pdt Martin, Pdt Kumala, Pdt Novi dari Gereja Kristus Ketapang. Kehadiran dan penghiburan dari hamba Tuhan sungguh membuat kami kuat lewatin hal ini.
Jam 3 sore william sangat lelah dan terlelap tidur terus menerus.
Sore waktu dokter menanyakan apa yang menjadi keputusan keluarga, kita katakan bahwa tidak akan memaksa untuk infus.
Namun malam itu aku begitu gelisah, dan akupun duduk berdoa, bertanya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Apakah Tuhan akan memanggil William dalam keadaan seperti ini? Lantas jikalau memang belum waktuNya Tuhan, masakan aku harus diam saja.
Lewat tengah malam, berdua dengan adikku san-san, kami bergantian meneteskan air minum ke mulutnya.
Sekita jam 2an, aku mengambil air dan meneteskannya. Kemudian aku ambil madu menyuapkannya, ternyata ia mau membuka mulutnya. Masuk 3 sendok madu dan tetes air. Lalu teringat obat lambung dan mual nya. Kemudian dia tertidur lagi.
Jam 5 sesudah berbersih, kami menyuapkan susu setengah gelas dsn ternyata dia membuka mulutnya.

Hari sabtu datang dan keluarga pun semua berkumpul sesuai dengan rencana. Awalnya ada rasa ragu, apakah emosinya masih labil.
Namun ternyata saat kami nyanyikan dia diam mendengarkannya. Dan ketika saudara kami mengucapkan selamat, ia masih dapat mengucapkan terima kasih.

Hari minggu, melihat bahwa omongan dia makin sedikit dan berbicara dalam bahasa hokkian saja dan kami sukar mengerti karena sepotong sepotong. Ada kesulitan bagi kami untuk melakukan apa yg dia harapkan. Aku berkata pada adikku, sabar yah, kita semua berusaha belajar menyesuaikan dengan keadaan yang baru.

Hari senin, 1 september, kami membawa dia pulang ke rumah kami di serpong.
Saat dirumah, bahasanya pun semakin tidak jelas. Walau apa yang diinginkan kita masih bisa menebak nebak. William selalu mengeluarkan suara saat dia akan mengambil nafas, seakan terkaget.
Sepanjang hari senin dan selasa, walau dia sudah tidak bisa kontak bicara, namun apa yang kami sampaikan dia mengerti. Kami sering menenangkannya sambil mengelus punggungnya. Dan jika demikian dia sangat tenang.

Hari rabu 3 september, mulai terasa hal yang berbeda. Dia mulai menggeleng kepalanya saat akan saya suapin. Walaupun sepanjang siang dia masih bersuara, namun tiba tiba sore dia diam sekali. Diam dalam waktu yang lama sekitar 2 jam. Namun saat mama balik dia ada mengeluarkan suara kembali.
Dalam doaku malam itu dengannya kusampaikan padanya bahwa jikalau memang ada hal yang masih ingin kau sampaikan pada kami, Tuhan pasti punya cara untuk itu, tidak perlu kau pikirkan lagi. Jikalau masih ada hal yang masih rasa belum dikerjakan, tidak usah kau khawatir akan hal itu, karna Tuhan pula yang tahu terbaik untuk mu apa. Berserah saja pada Tuhan.