Moments and Memories

Moments and Memories

Saturday 23 August 2014

Ekstrakulikuller - Josh TK1

Ektrakulikuller telah dimulai minggu ini dari saat Josh memasuki jenjang TK1.
Ada 4 kegiatan yang dilaksanakan, tetapi kita memilih 3 diantaranya.

Pertama Eskul berenang. Sisanya pilih diantara meNyanyi, mengGambar dan meNari.
Dan Josh dengan senangnya ingin mengGambar dan meNari.
Dan pilihan itu ternyata jatuh di hari rabu-jumat. Alhasil lebih mudah bagi mama untuk ingat membuatkan 2 bekal, snack sesudah eskul dan makan siang.

Dari kegiatan yang diikuti, setiap pulang sekolah, dia menceritakannya dengan senang. Kelihatannya Josh memang cenderung lebih suka ke aktivitas yang berhubungan dengan olahraga fisik. Namun ternyata, dia juga bisa menikmati eskul menggambar.

Berharap melalui kegiatan sekolah ini, bisa mengenal karakter Josh lebih lagi.

Thursday 21 August 2014

Like Father Like Son

Starting 13 August, my brother was moved to nearest hospital. We can have more time to visit him.

When I just finished my visit, I saw both daddy n son watched television, and they just look so similar.

Thanks to daddy and Josh who being patient and very understanding. Love you.

20 August 2014 - Hati yang Gembira adalah obat

Dikala keadaan mungkin susah dan sulit, kiranya Tuhan yang boleh menghiburkan dan memberi hati yang bersyukur dan bersuka cita.

Tuesday 5 August 2014

One moment with my bro - 4 August - MRCCC Siloam Semanggi

4 august 2014, jaga di rumah sakit
William.bercerita ada pekerja datang dan berkata padanya untuk banyak2 berdoa dan minta ampun.
Dan skitar jam 3, william tiba berceletuk, koq rasa rasanya mendengar komentar itu seperti ayub mendengar teman2 nya berkomentar yah.

Dari sana aku coba pasal2 trakhir kita ayub, perkataan dari Elihu dan juga Allah.
Karna memang penuh dengan kalimat retorik, maka selain dari ayat alkitab, cpba baca dari website mengenai terjemahan atas kitab ayub.
http://id.gospeltranslations.org/wiki/Kitab_Ayub:_Mengapa_Orang_Benar_Menderita%3F
Kutipan dari tulisan diatas...

William sharing padaku, bagaimana kondisi di saat ini, dia sulit sekali berkonsentrasi dan berpikir. Apabila dia ingin merenungkan Firman Tuhan, walau dia sudah berusaha membacanya namun tetap saja dia mengalami kesusahan dalam merenungkannya.
Namun dia berkata bahwa dalam hatinya, dia ingin terus setia, percaya dan bersandar pada Tuhan Yesus saja. Walaupun pikiran dia sudah seperti mengawang2, ia ingin Tuhan melihat hatinya saja.

William juga berharap bagaimana mama boleh menerima Tuhan Yesus.
Dia sempat menyampaikan, kenapa mama tampak muram dan sedih.
Aku berujar, apakah wajah kami yang lain tidak pernah sedih kah?
Dia lantas menjawab, bukan begitu, tapi setidaknya kalian masih bisa ceria.
Jawab ku pada adikku, kita bisa ceria bukan berarti kita tidak sedih. Pastilah sedih saat perpisahan itu datang. Tapi kita percaya ada pengharapan, bertemu dengan mu nanti di Sorga kelak. Dunia ini memang hanya sementara, jikalau engkau sudah selesai dan tiba saatnya, maka kami yang belum, kami harus terus belajar melakukan kehendak Tuhan.
Sedangkan mama, mungkin beliau berpikir ini adalah perpisahan selama nya, tiada pengharapan yang bisa menghibur dan membuat beliau menatap dengan dengan tegar ke depan.
Memang kondisi fisik secara medis akan terus menerus turun dan akan mempengaruhi proses berpikir juga.
Sharing kami terhenti karena jadwal dari nurse untuk memeriksa william.
Entah untuk berapa lama lagi aku bisa melewatkan waktu bersama. Jikalau pun masih, kiranya boleh melewatkan nya dengan bijak.