Pada hari selasa, 26 Agustus 2014, tepat dua hari sebelum hari ulang tahun William, giliran aku tidur dirumah sakit dengannya untuk ketiga kali nya.
William bercerita bagaimana siang dijenguk oleh Pdt Martin, dimana dia diingatkan bahwa dia juga bisa mrlayani dengan kondisi dia yang sekarang, dia juga masih bisa mengucap berkat, dengan kata lain dia bisa buat project juga.
Dan seperti biasa, cici yang satu ini langsung nyeletuk, "kau tahu, kau memang anak mama, mirip sekali dengan sifat mama." Lantaran aku beberapa waktu lalu sudah mengajukan hal yang sama bahkan sudah menyediakan kamera, namun setelah dibicarakan ulang oleh orang diluar keluarga, baru dia tambah semangat :p.
Memang waktu itu tidak memungkinkan karena dia berasa ngantuk sekali.
Kali ini, Aku langsung keluarkan kamera minta dia mulai membicarakan pesannya. Sayangnya saat itu suara disekitar sangat ribut, alhasil hanya ada satu pesan yang terekam.
Kita sepakat nanti pas ulang tahun dia ketika kita pindah ruangan, kita akan lanjutkan kembali.
Aku pun berceletuk padanya, "tumben banget pesan mu lancar dan panjang, biasanya kau sulit untuk berpikir keluar kata2nya." Dan seperti biasanya dia hanya menyeringai dan bilang "ah masa".
William bercerita bagaimana siang dijenguk oleh Pdt Martin, dimana dia diingatkan bahwa dia juga bisa mrlayani dengan kondisi dia yang sekarang, dia juga masih bisa mengucap berkat, dengan kata lain dia bisa buat project juga.
Dan seperti biasa, cici yang satu ini langsung nyeletuk, "kau tahu, kau memang anak mama, mirip sekali dengan sifat mama." Lantaran aku beberapa waktu lalu sudah mengajukan hal yang sama bahkan sudah menyediakan kamera, namun setelah dibicarakan ulang oleh orang diluar keluarga, baru dia tambah semangat :p.
Memang waktu itu tidak memungkinkan karena dia berasa ngantuk sekali.
Kali ini, Aku langsung keluarkan kamera minta dia mulai membicarakan pesannya. Sayangnya saat itu suara disekitar sangat ribut, alhasil hanya ada satu pesan yang terekam.
Kita sepakat nanti pas ulang tahun dia ketika kita pindah ruangan, kita akan lanjutkan kembali.
Aku pun berceletuk padanya, "tumben banget pesan mu lancar dan panjang, biasanya kau sulit untuk berpikir keluar kata2nya." Dan seperti biasanya dia hanya menyeringai dan bilang "ah masa".
Percapakan kita pun lanjut pada siapa saja yang ingin diundang pada ulang tahunnya. Dia ingin undang keluarga, kucia dan semuanya, trus beranjak ke teman2 greja dsb. Aku bilang, waduh, mana muat ruangan mu. Tapi akan kuaturkan keluarga hari sabtu yah. Dan dia mengiyakan.
Malam itu William dijenguk oleh teman2 dari POUT, akupun mengemukakan ide william, dan tiba tiba mreka bersedia untuk merayakannya. Walaupun sungkan, kuterima sajalah *grin*.
Hari selasa malam seperti biasanya dia selalu minta pipis. Namun dia susah tidur tampaknya, beberapa kali mengingau. Namun saat aku bangun, tampaknya dia sedang tidur.
27 Agustus 2014
Hari Rabu subuh jam 6 aku pulang, aku katakan mama akan datang jaga dia.
Siang aku peroleh telpon dari mama kalo dia tidak ingin makan. Aku datang hanya sekilas tp tidak terlalu lama.
Malam aku datang kerumah sakit hanya urus perpindahan kamar, namun aku tidak ke atas melihatnya. Pulang2 adikku berkata bahwa ia ingin pindah hari itu.
Hari kamis, hari ulang tahunnya tiba tiba kondisi dia sangat drop sekali. Saat jam 10 aku melihatnya, kondisi sangat berbeda, dia banyak berkata hal-hal dan permintaan yang aneh.
Coba terus beri obat lactulose agar bisa menurunkan kadar amonia nya.
Kira kira jam 3 sore saat dia agak sadar, tiba tiba dia berkata ingin bicara padaku. Sambil ku massage punggungnya, dia berkata, "kenapa?". Akupun melanjutkan pertanyaannya, "maksud mu kenapa tiba tiba penurunan kondisi seperti ini?". Dan dia menjawab "iya".
Sekarang kalo kuingat, aku menjelaskan dan menguatkan dia, kalo memang Tuhan memakai kamu dengan rencana ini dan menyempurnakan kamu dengan rencana ini, Dia akan menguatkan kamu juga untuk menjalani ini. Dan tiba tiba kudengar dia mengatakan "iya" dan mengangguk.
Ini saat terakhir dimana sharing perbincangan kami yang serius dan kondisinya mulai drop.
Sekarang kalo kuingat, aku menjelaskan dan menguatkan dia, kalo memang Tuhan memakai kamu dengan rencana ini dan menyempurnakan kamu dengan rencana ini, Dia akan menguatkan kamu juga untuk menjalani ini. Dan tiba tiba kudengar dia mengatakan "iya" dan mengangguk.
Ini saat terakhir dimana sharing perbincangan kami yang serius dan kondisinya mulai drop.
Dalam kondisinya yg sedemikian drop, dia bertanya apakah aku jadi merayakan ulang tahunnya.
Aku katakan jadi.
Aku katakan jadi.
Malam itu walaupun dia lelah, namun dia menikmati semua hal yang telah disiapkan oleh teman yang mengasihinya.
Sungguhnya malam itupun suster datang untuk memasang infus. Namun entah kenapa lama sekali dan akhirnya William bilang sudah tidak ada tempat lagi untuk infus dan diputuskan untuk tidak lagi pasang infus.
Sepanjang malam dia meminta hal yang rasanya aneh dan membingungkan dan dia bisa juga tiba tiba tersinggung jika kami tidak mengerjakannya.
Dia sulit untuk tidur dan sampai esok pagi dia merasa begitu juga.
Dia sulit untuk tidur dan sampai esok pagi dia merasa begitu juga.
Pada hari Jumat adalah hari dimana william emosinya sangat labil. Hari itu kami dilayani oleh Pdt Martin, Pdt Kumala, Pdt Novi dari Gereja Kristus Ketapang. Kehadiran dan penghiburan dari hamba Tuhan sungguh membuat kami kuat lewatin hal ini.
Jam 3 sore william sangat lelah dan terlelap tidur terus menerus.
Sore waktu dokter menanyakan apa yang menjadi keputusan keluarga, kita katakan bahwa tidak akan memaksa untuk infus.
Namun malam itu aku begitu gelisah, dan akupun duduk berdoa, bertanya Tuhan, apa yang harus kulakukan? Apakah Tuhan akan memanggil William dalam keadaan seperti ini? Lantas jikalau memang belum waktuNya Tuhan, masakan aku harus diam saja.
Lewat tengah malam, berdua dengan adikku san-san, kami bergantian meneteskan air minum ke mulutnya.
Sekita jam 2an, aku mengambil air dan meneteskannya. Kemudian aku ambil madu menyuapkannya, ternyata ia mau membuka mulutnya. Masuk 3 sendok madu dan tetes air. Lalu teringat obat lambung dan mual nya. Kemudian dia tertidur lagi.
Jam 5 sesudah berbersih, kami menyuapkan susu setengah gelas dsn ternyata dia membuka mulutnya.
Sekita jam 2an, aku mengambil air dan meneteskannya. Kemudian aku ambil madu menyuapkannya, ternyata ia mau membuka mulutnya. Masuk 3 sendok madu dan tetes air. Lalu teringat obat lambung dan mual nya. Kemudian dia tertidur lagi.
Jam 5 sesudah berbersih, kami menyuapkan susu setengah gelas dsn ternyata dia membuka mulutnya.
Hari sabtu datang dan keluarga pun semua berkumpul sesuai dengan rencana. Awalnya ada rasa ragu, apakah emosinya masih labil.
Namun ternyata saat kami nyanyikan dia diam mendengarkannya. Dan ketika saudara kami mengucapkan selamat, ia masih dapat mengucapkan terima kasih.
Hari minggu, melihat bahwa omongan dia makin sedikit dan berbicara dalam bahasa hokkian saja dan kami sukar mengerti karena sepotong sepotong. Ada kesulitan bagi kami untuk melakukan apa yg dia harapkan. Aku berkata pada adikku, sabar yah, kita semua berusaha belajar menyesuaikan dengan keadaan yang baru.
Hari senin, 1 september, kami membawa dia pulang ke rumah kami di serpong.
Saat dirumah, bahasanya pun semakin tidak jelas. Walau apa yang diinginkan kita masih bisa menebak nebak. William selalu mengeluarkan suara saat dia akan mengambil nafas, seakan terkaget.
Sepanjang hari senin dan selasa, walau dia sudah tidak bisa kontak bicara, namun apa yang kami sampaikan dia mengerti. Kami sering menenangkannya sambil mengelus punggungnya. Dan jika demikian dia sangat tenang.
Hari rabu 3 september, mulai terasa hal yang berbeda. Dia mulai menggeleng kepalanya saat akan saya suapin. Walaupun sepanjang siang dia masih bersuara, namun tiba tiba sore dia diam sekali. Diam dalam waktu yang lama sekitar 2 jam. Namun saat mama balik dia ada mengeluarkan suara kembali.
Dalam doaku malam itu dengannya kusampaikan padanya bahwa jikalau memang ada hal yang masih ingin kau sampaikan pada kami, Tuhan pasti punya cara untuk itu, tidak perlu kau pikirkan lagi. Jikalau masih ada hal yang masih rasa belum dikerjakan, tidak usah kau khawatir akan hal itu, karna Tuhan pula yang tahu terbaik untuk mu apa. Berserah saja pada Tuhan.
No comments:
Post a Comment