Moments and Memories

Moments and Memories

Wednesday 19 April 2017

Pilkada 2017

Treng.... Alarm berbunyi. Siap siap, hari ini Pilkada putaran kedua. Jam 06.30 langsung meluncur ke Jakarta. Wow, the fastest track ever. Tidak sampe 30menit sudah sampai di Cideng Timur.
Hari ini TPS terasa lebih sepi, waktu sudah pukul 07.00 tapi tak kunjung dimulai. 30menit berlalu, antrian mulai dapat menggunakan hak suaranya.
Sesudah selesai, kami pun kembali ke rumah. 
Mantap dengan sekitar 2 jam sudah bisa PP Serpong-Jakarta-Serpong ditambah dengan antri di TPS.

Sampai dirumah langsung mempersiapkan Josh untuk siap ke sekolah.
Saatnya menunggu... menunggu akan bagaimanakah hasil Pilkada ini.

Pukul 1 siang, siaran quick count sudah dimulai.
Hati terus berdoa memohon belas kasihan Tuhan untuk Jakarta.
Satu jam berlalu, dan asa pun mulai pupus. Bapak yang kupilih tampaknya sulit untuk menang.

Langit mendung dan hujan mengguyur di wilayah serpong, seakan menggambarkan hatiku yang menangis.
Saatnya menjemput Josh di sekolah.
Di sepanjang perjalanan, pikiran ku pun mulai menerawang.
Entah kenapa, aku pun mengingat kembali buku cerita anak mengenai Bapak Gereja John Calvin yang kubacakan bagi Josh.

Kala itu, John Calvin yang awalnya hanya singgah di Geneva, tertegur oleh Tuhan melalui ucapan temannya, dan Calvin pun mulai tinggal di Geneva untuk memperbaiki sistem negara termasuk juga ibadah didalamnya. Namun, penduduk tidak mau terima, mulai dari namanya digunakan untuk panggilan anjing, hingga akhirnya dia diusir dari Geneva itu.
Dalam perjalanan keluar dari Geneva, pelayan yang menemaninya pun menipu nya.
Ketika Geneva mengalami kesulitan didalam membalas surat kepada Roma saat itu, maka mereka teringat akan John Calvin, dan meminta bantuannya untuk membalaskan surat. Termasuk akhirnya meminta John Calvin kembali.

Akupun berpikir, jika aku diposisi itu, pasti enggan kembali, sudah ditolak, diusir, tidak ada jaminan bahwa akan diusir kembali.

Tapi apa yang terjadi? Calvin membantu Geneva membalaskan surat tersebut. Calvin akhirnya kembali ke Geneva dan melayani disana, menggerakan reformasi di segala bidang kehidupan.
Apa yang membuat Calvin kembali ke tempat dimana dia pernah disakiti? Karena ketaatannya akan Teguran dan Panggilan Tuhan.

Lantas Siapa kah kita? Kita - hanyalah seorang pekerja yang beroleh Anugerah dipilih oleh Tuhan  untuk melakukan pekerjaan yang telah dipersiapkanNya.
Dimanapun, kapanpun, bagaimanapun keadaannya, kerja!

Ditengah kelebihan dan kelemahan dari Calon Gubernur yang kupilih, dia telah berusaha melaksanakan dengan baik panggilannya. Perubahan yang dinanti-nantikan bertahun lamanya, serentak dan pasti mulai terlihat. Sudah banyak hal prestasi yang dicapai nya.
Namun, Ibukota ini telah mengusirnya dan menggantinya.
Ada rasa sedih, geram, kesal, dan terdiam.
Akan bagaimana kah keadaan Ibukota di masa yang akan datang?
Tidak tahu.
Yang pasti Tuhan mempunyai rencana untuk setiap pekerja-pekerja Nya. 
Berdoa kiranya Kemuliaan dan Kedaulatan Tuhan akan dinyatakan, didalam waktuNya.