Moments and Memories

Moments and Memories

Thursday 18 February 2016

Nap mare

He awake on his nap time and came to find me in the room.
He asked where papa. I said papa haven't back home yet.
He hug me and start to cry.
He said he dream that mama papa leave him at home and never want to come back.
When daddy back home, I told him the story about Josh cry.
Josh said he afraid that I might go to work also. Daddy said, mom didn't go to work.
No, mommy did work. She work in Kost.
*grin* my dear.

Tuesday 16 February 2016

Kalau belum bisa, Belajar dulu donk

Kemarin Josh mengajak mama papa bermain lego. Tetapi karena mama ingin bermain yang lain, mama ajak josh main UNO Card.

Dari sana, Josh belajar main UNO dan strateginya. Walaupun belum terlalu mahir tapi Josh mau ikutin.

Sesusah selesai, kita pasang lego foto.
Nah lantas mama minta Josh gosok gigi.

Saat gogok gigi Josh protes, mama koq ngk mau main lego sama Josh.
Ini karena mama ajak main kartu UNO, makanya waktunya habis enggak bisa main lego.

Josh memang lagi senang senangnya dengan kapal starwars, pura puranya dibentuknya dari lego.

Lalu mama jawab, Josh mama tidak tahu main lego yang kamu mau seperti apa. Mama belum bisa main seperti kamu.
(Rasanya mama memang merasa kaku kalo harus bermain perang bintang dengan model lego, plus mama lagi flu berat).
Tuh kan mama, kalo mama enggak bisa, mama belajar dulu donk, mama mau donk diajarin sama aku. Jangan bilang enggak mau enggak mau donk ma.
Sama kan ma.
(Mama lagi berpikir kejadian apa yah)
Itu, Josh enggak mau enggak mau, tapi mama kan suruh belajar. Makanya mama belajar donk.

Semua dikatakan Josh sambil gosok gigi.
(Waktu terasa cepat berlalu, Josh yang sudah bisa lancar bicara dengan penuh argumennya)

Iya Josh, baiklah, habis ini mama belajar yah sama kamu.
(Walaupun kepala terasa berat, demi untuk Josh belajar bahwa ucapan mama konsisten dan mama mau belajar juga).
Mama pun bermain lego kapal2 dengan Josh.

Sesudah itu mama minta Josh sudahan karena mama sakit. Next kita main lagi yah nak.

Respond vs React

Beberapa waktu yang lalu, saat pertemuan kelompok orang tua, pemimpim kami sempat membahas mengenai respond vs react.

Pagi hari sabtu, seperti biasanya, mama akan antar Josh les piano.
Namun saat akan masuk ke dalam mobil, Josh jatuh dijalanan menurun depan pagar rumah. Mama pun kaget dan syukurlah tidak ada apa apa hanya celana yang kotor.

Celana pun diganti, dan mama ingatkan Josh untuk menunggu mama kali ini. Mama akan tutup pintu dahulu.
Namun entah bagaimana Josh kembali turun di jalan yang sama dan kemudian terperosok kembali.

Kali ini mama bukan lagi berempati namun mama emosi, mama bereaksi, "kenapa Josh tidak tunggu mama, kenapa Josh turun lagi sendiri dan jatuh kembali. Kita sudah terlambat ke tempat les".
Mama harus mengganti celana josh sekali lagi, dan waktu terus berjalan.

Kali ketiga, mama katakan dengan tegas, harus tunggu. Dan Josh yang masih sedih dan terisak, menunggu mama, masuk ke dalam mobil dan berangkat.

Selama di perjalanan, mama menyesal, apa yang telah mama lakukan.
Dalam kejadian diatas, bukannya mama meresponi malah justru mama bereaksi terhadap emosi mama sendiri.
Reaksi mama, walaupun akhirnya josh taat, tetapi dia tast dengan kesedihan dan ketidakmengertian.

Tidakkah lebih baik jika saat kejadian kedua, mama tanyakan baik-baik bagaimana keadaan Josh? Lalu katakan baik-baik padanya, bahwa syukurlah keadaan josh tidak luka walaupun Josh dengan ketidaktaatan josh  jatuh ditempat yang sama untuk kedua kalinya. Mohon boleh tunggu mama yah nak.
Dengan meresponi dengan baik, tentunya Josh akan belajar tentang kasih yang mengampuni, dan tentunya dia akan taat juga untuk menunggu.

Sesudah kejadian ini, saat waktu siang, mama kembali mencoba menjelaskan kepada Josh.

Kiranya dalam kesempatan didepan, mama boleh meresponi kejadian bukan bereaksi sesaat.

Saturday 13 February 2016

Chinese New Year and Angpao

Kali ini dalam perjalanan mobil pulang sekolah (sesudah mendapat angpao dari ii) mama bertanya pada Josh, apa yang dia mau gunakan angpaonya.

Josh: mau kasih papa mama
Mama: lalu mau untuk apa lagi?
Josh: Mau kasih ke yang miskin
Mama: Trus mau kasih kemana lagi
Josh: Buat persembahan
Mama: kalau ada sisa buat kamu mau digunakan buat apa?
Josh: Ngk ada.
Mama: Iya, misalkan ada sisa buat kamu, kamu mau gunakan buat apa Josh
Josh berpikir sejenak: Hmmmmm aku mau buat beli permen ma.. 1 bungkus saja.. tp aku pelan-pelan ma makannya...

Sambil Josh berkata seperti itu, Josh memasukkan semua uang angpao ke dalam dompet mama.


Saat ketemu sanak saudara ataupun yang dituakan biasanya kita senantiasa mengucapkan kiong hie.
Nah biasanya pula orang akan membagikan angpao kepada anak jika sudah mengucapkan.
Saat kita minta Josh sapa dengan Kiong Hie, dia tidak mau.
Josh: Josh angpaonya sudah ma, enggak mau lagi. (Cukup dapat dari mama dan ama akong)
Ternyata bagi Josh Kiong Hie itu sama dengan minta angpao.
Mama: Josh, enggak apa apa kalo tidak mau angpaonya, tapi kita mau belajar sopan Josh untuk mengucapkan Kiong Hie pada saat imlek kepada orang yang lebih tua dari kita.
Josh: hmmmmm...... (terlihat enggan), namun mau juga ucapin kiong hie.

Wednesday 3 February 2016

Ejekan dan Malu - Josh 5.5 tahun

Cerita menjelang tidur siang:

MA: Josh hari ini disekolah ada yang nangiskah?
JOSH: Joshua ma. Dan dia dibiarin nangis sama miss.
MA: kenapa miss biarin nangis?
JOSH: Iya, brian dah minta maaf tapi dia tetap nangis. Miss biarin loo ma. Sudah 3kali Joshua nangis.
MA: Kenapa Joshua nangis?
JOSH: itu, brian panggil Joshua, joshua uwa uwa...
MA: terus?
JOSH: iya, Joshua nangis.
MA: kamu panggil Joshua apa?
JOSH: Aku panggil dia joshua david, lengkap ma.
MA: Josh, miss sudah menenangkan Joshua, tp karena dia masih menangis, moss mau dia belajar menenangkan dirinya sendiri.
Josh, kamu mau tidak namamu dipanggil yang lain?
JOSH: Enggak.
Hmm tp waktu itu aku juga.
MA: kenapa josh?
JOSH: itu waktu sekolah minggu.
Sambil malu malu, nutup mukanya di bantal, "josh hujan"
Awalnya mama tak terdengar tp setelah mendengar, mama harus menahan tawa mama. Dengan serius mama dengerin.
MA: Trus kamu bilang apa sama dia?
JOSH: Dia panggil berkali kali ma, aku sudah bilang tidak suka. Aku hampir marah sudah.
MA: Josh mungkin dia hanya ingin berteman dengan kamu. Tapi kalo kamu tidak suka dia panggil nama mu begitu, kamu bisa bilang ke dia "panggil namaku Josh." Tp kalo dia tetap tidak mau dan kamu tidak suka, tak apa kamu boleh cari teman yang lain.
Atau kamu bisa bilang sama dia, bagus kalo aku jas hujan, jadi selalu siap dan terlindungi saat hujan.

Dari pembicaraan singkat kami, aku sempat berpikir, bagaimana membedakan bahwa ejekan itu masih bisa diterima dan ejekan yang sudah melewati batas.
Bagaimana merespon terhadap hal diatas.

Namun memang semua melalui pembelajaran waktu ke waktu, dan hanya jika, kita sebagai orang tua tahu hal tersebut.

Hal diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa dia sangat malu dengan kejadian diatas, sehingga dia baru menceritakan nya sesudah lewat kejadian itu lama.
Oleh karena itu, alih2 tertawa, saya harus serius mendengarkan dan turut merasakan bahwa itu memang tidak menyenangkan untuk dia. Dan coba kasih pengertian, dan kasih opsi pilihan respon.

Semoga mama boleh diberi hikmat bijaksana dalam membimbing Josh nantinya.

Akan senantiasa merindukan obrolan sebelum tidur 😊.

Monday 1 February 2016

A New Year 2016

Kyaaa, this is my first post in 2016, and it's already February.
Time flies really fast.

Starting January 2016, it's like never ending day.
Whenever my free time come, I like to lay down.

Anyway, will write down some of our memories again.
In this years, seek God, Let do our best, be humble and fighting 😊