Moments and Memories

Moments and Memories
Showing posts with label Activity. Show all posts
Showing posts with label Activity. Show all posts

Sunday, 16 February 2020

Family Fun Day at Josh's school

Saturday, we all went to celebrate Family Fun Day at School.
Actually there a lot of activities, but Josh afraid his lil sista might not be able to stay a long time at school. Josh pick making pizza for him, photo booth for all of us and blood donor for daddy.
Thanks u Josh for your sweet heart.

Next time we will participate more.







Wednesday, 13 February 2019

Rekening Bank Pertama Josh - BCA Tabunganku - Simpanan Pelajar

Dari semenjak tahun lalu, Josh sudah ingin mempunyai rekening tabungannya sendiri.
Selain sudah memiliki uang jajan, Josh juga mulai belajar mengatur berapa banyak yang bisa ia gunakan.

Josh tergolong hemat untuk uangnya sendiri. Ketika sehabis chinese new year, Josh bawa 20rb ke sekolah untuk jajan di bazaar sekolah.
Saat itu Mama juga hadir disekolah dan menawarkan untuk membelikan makanan, tapi Josh menolak.
Bagi Josh sudah cukup uangnya, dia bisa beli kartu pokemon. Saat teman tidak bisa membeli, Josh rela membelikan temannya agar bisa bermain bersama. Plok plok plok... Hebat kamu Josh.
Masih ada sisa uang 5ribu dikembalikan ke kas uang jajannya yang disimpan di Mama.

Selain itu Josh juga terus belajar perpuluhan. Josh langsung memisahkan perpuluhannya.
Oleh karena itu, Mama rasa Josh ready punya tabungan sendiri, belajar tahu berapa yang ia miliki dan apa yang bisa dia lakukan dari sana.
Mama juga ingat waktu kecil selalu tabung di bank yang buka di sekolah. Jadi pengalaman ini ingin mama teruskan kepada Josh.

Mama putuskan hari ini Selasa, pulang lebih awal, langsung ke BCA.
Kenapa BCA? Hmm sebenarnya Mama banyak cari tahu tentang tabungan lain.
Dari soal biaya administrasi, berapa bunga yang didapat, bagaimana mekanisme penarikan dan fasilitasnya.
Di sekolah Josh pun ada Bank yang terafiliasi, hanya saja buat Mama kurang nyaman karena lokasi dan cabangnya terbatas.

Akhirnya pilihan tetap jatuh ke BCA Simpanan Pelajar - Tabunganku.
No admin fee - Tidak ada bunga, Hanya reward - Penarikan maksimal 4kali di mesin ATM - Tidak bisa untuk pembayaran - Penyetoran dilakukan di teller bank - Kartu tak bernama - Buku Rekening atas nama Josh dan wali Mama.

Cocok untuk Josh yang masih SD, karena memang kegunaannya untuk simpanan menabung. (Simpanan awal 5000rupiah selanjutnya mulai dari 1000rupiah - Pelajar banget kan)
Untuk Setoran memang agak ribet harus di Teller. Tapi Mama find the way. Josh bisa setor ke rekening Mama di Mesin setor yang lebih mudah. Kemudian Mama tinggal transfer ke rekening Josh.
Josh akan memiliki pengalaman Setor dan Cetak Buku. Tp tidak perlu lewat antrian Teller yang kadang puanjang banget hehehe.

Ketika tiba di Bank. Antrian cukup panjang. Masih 15nomor. Hmm bisa sejam nih.. Josh yang tak habis ide, minta ambil kartu pokemonnya, dari sana kami asyik main sampai dipanggil gilirannya.

Walaupun Kartunya belum bisa dicetak nama dia (kecuali tabungan xpresi - itu Mama rasa cocok untuk SMP/SMA - bisa ada foto muka pula), Josh senangnya bukan main. Josh mau berfoto dengan kartu dan buku tabungan barunya.

Selamat menabung yah Josh.


Friday, 14 December 2018

Lego Crayon - DIY

Stay at home during holiday need a lot of extra activity. Teach the basic principle of life shall be the priority as I wish Josh can be more responsible when the baby born.

While preparing the Christmas corner in our home, I want to try something else.
Make a new crayon from the old one.

I forgot to take a picture a small pieces of crayon. Josh cut it, can crush it also and Put inside the lego silicon.
At first we tried using a hairdryer. Upsss need a lot of time. So we bake it in the oven.
Less than five minutes. Josh can't wait..he put inside the refrigerator.

As first timer doing this kind of thing, some of the crayon lego broken. It's fun and we can actually mixed the colour. 
Here the result.

Monday, 3 December 2018

Snowman 40th years - Family Concert ASJ

Buku the Snowman pertama kali di terbitkan tahun 1978 di UK. Dijadikan film animasi tahun 1982.

Memperingati 40thn The snowman, di uk sendiri dibuat collection coin nya.
Lantas di Indonesia pun ternyata ada Family Concert dengan tema the Snowman.

Rasanya tak boleh dilewati, ditujukan untuk keluarga, bisa dinikmati oleh anak anak.

Concert kali ini, akan ada layar penanyangan film the snowman, sementara musik nya dimainkan live orchestra.
Wah membutuhkan ketepatan dan keakuratan pemain musik.
Semua dieksekusi dengan baik. Suara solois nya pun sangat pas menyanyikan satu satunya lagu berlyric di sepanjang film the snowman.
Bravo untuk sang conductor!

Menunggu untuk konser berikutnya!

Ooo beberapa foto kenangan untuk Josh yang mengikuti acara kali ini.

Saat melihat Pdt. Stephen Tong, anakpun heboh. Pak Tong dengan ramah membolehkan anak anak berfoto dengan beliau. 

Untuk concert yg ramai peminat, ada baiknya lekas membeli. At least bisa duduk bareng teman-teman. Lihat muka Ruth, ada face painting mengawali concert, a nice service.

Ruth, Josh, Dante. Teman padus dan teman makan.

Sebelum konser mulai. Mukanya koq kayal ngantuk Josh.

Sebelum mulai.

Kehebohan Josh melihat Pak Tong.

Here three of us.

Service lainnya, ada photo booth. Josh dengan beberapa anak lainnya. Lucunya Josh bergandeng tangan dengan Dante.

Wednesday, 22 August 2018

Date with Josh - Asian Games GBK - 21 Augustus2018

Berawal dari adanya rapat KKR, mama ajak Josh ke Jakarta.
Sembari menunggu waktu, mama kepikir untuk mampir terlebih dahulu ke GBK sepulang sekolah.

Masih ada sesal mengapa tidak ajak Josh nonton opening ceremony. Namun mama memang sudah janji sama Josh untuk nonton pertandingan yang ada.

Dalam perjalanan diinfokan bahwa rapat batal. Wah berarti bisa nonton sampai malam nih.

Hmm yang pasti hari ini pertandingan yang seru adalah Badminton - Partai semifinal men team.
Josh sudah minta berkali kali untuk nonton badminton. Papa Calvin yang tahu bahwa match antara Indonesia vs Japan langsung meminta untuk dibelikan tiketnya.

Oke semoga dapat yah.
Sesampai di GBK langsung di drop oleh grab di dekat pintu 3,4,5 depan hotel atlet century, ada tiket box disana.
Tanpa antrian panjang, dalam waktu 10menit, 3tiket badminton sudah ditangan, yeay, horeeeee....

Nah baru jam 3. Hmm sambil menunggu pertandingan apa yah yang menarik.
Ingin lihat Hockey tapi panas kali yah. Mau waterpolo biar adem lihat air.
Sayangnya hari ini final women, jadinya harga tiket untuk 3 pertandingan dibrandol 300rb. Waduh, belum tentu bisa kelihat satu pertandingan nih. Yah sudahlah kulewatkan yang ini, tunggu pertandingan men team.
Untungnya petugas loket baik loo, mau cariin info ada pertandingan apa lagi, nah berlabuh di basket 3on3. (yang 5on5 habissss soalnya)

Naik shuttle ke area pertandingan dan waktu menunggunya tidak selama yang dipikirkan.
Sesampai di tempat pertandingan, wah seru juga. Dalam waktu 1.5jam dapat nonton 4 pertandingan.

Match pertama, Women - Vietnam vs Malaysia. Ketinggalan hingga 1-8. Tapi mental, semangat berjuang, membuat skor menjadi 12-12 hingga waktu sisa 20detik. At the end Malaysia menang disisa waktu itu. Wah menarik sekali melihat bagaimana satu tim tidak menyerah sementara tim lain sempat terlena.

Pertandingan lain yang menarik adalah Men - China vs Vietnam. Setiap bola di tangan China selalu dieksekusi dengan baik. Nilai demi nilai bertambah, dalam eaktu 5menit pertandingan selesai karena China sudah dapat 22 point.

Selain itu melihat juga bagaimana pemain Srilanka berkali melalukan foul yang lucu, memeluk pinggang lawan? Hehehe.. Mending kekasihnya yah, ini kan bukan.... Tapi walau demikian ada juga eksekusi satu bola yang indah dari si pemain ini.

Di sela pertandingan, boleh dihibur oleh JKT48. Baru kali ini juga lihat girl group Indonesia nyanyi.

Ada lagi Women - Qatar vs China. Ada satu pemain bertubuh paling rendah diantara semuanya, dalam satu gebrakan pertama langsung 2point shot, wow. Sayang Qatar menyerah 3-22terhadap China. Gebrakan pertama itu tidak sanggup menandingi tim China.

Waktu sudah menunjukkan jam 5 lewat. Hurry we must go to Istora - Badminton venue.
Sampai disana sudah ramai semua.. Dan pertandingan sudah langsung mulai. Papa Calvin belum tiba.
Dari rangking pemain yang kami baca, hanya satu partai - yakni Kevin-Gideon yang peringkatnya diatas pemain JP. Sedangkan lainnya peringkatnya dibawah.

Partai pertama, harus dimainkan 3set dan sayangnya dimenangkan oleh JP. Wah mental pemainnya JP memang patut diacungin jempol. Seluruh Istora bersorak untuk tim Indonesia. Sempat ketinggal 7-15 namun bisa mengejar bahkan memenangkan set tersebut. Salutttt.....

Partai kedua sangat menarik sekali. Baru kali ini lihat didepan mata permainan Kevin-Gideon. Mantab. Itu toh level pemain kelas satu dunia. Keren abiz.
Dalam dua set dimenangkan. Ahhh pengen lihat lagi permainannya. 3point menjelang terakhir, dapat melihat gaya-gayaan permainan mereka.

Partai ketiga, Jonatan peringkat 15dunia lawan Nishimoto peringkat 10dunia. Deg deg deg... Bisa tidak yah menang.. Namun dalam dua set semua dihabisi oleh Jonatan. Memang Nishimoto sempat mengeluh cedera di set 2 namun masih terus memberikan perlawanan menarik.

2-1 sudah ditangan Indonesia.
Double terakhir, apakah mampu membawa Indonesia ke Final?
Peringat 7 dunia - JP lawan peringkat 9 - Indonesia. Score terus beradu. Baik lapangan 1 maupun 2 tempat china dan china taipei bertanding.
Entah mengapa scorenya hampir hampir sama, saling kejar mengejar. Namun di set kedua, sekali melaju..terus sampai akhir dan Horeeeeee Indonesia masuk final. The first time in 16years?

Ahhhhh.... Jadi ingin nonton finalnya besok! Saatnya berburu tiket esok paginya.

Shuttle bus didalam sudah tak ada jadi kami jalan kaki ke menpora dimana mob calvin diparkir. Menyenangkan juga berjalan malam hari di Jakarta. Sudah lama sekali tak kami lakukan.
Bersyukur untuk Asian Games, GBK bisa dipoles menjadi lebih cantik dan menarik.
Bersyukur punya Bp Presiden yang memperhatikan pembaharuan infrastrukur di Indonesia (JKW 2 periode!)

Jalan malam malam
Foto iseng pas sepi
Basket 3on3. Viet yang mulai menyusul
Samping area shuttle bus
Foto dulu yah Josh. Senang banget mukanya
Horeeee yang sudah dapat tiket
Masih saja ada booth yang belum tutup. Jam 10malam.
Atmosfer berbeda ketika nonton live. Karena Josh butuh melihat lebih tinggi, jadi ada baiknya juga milih tempat yang tinggi.
Break time dihibur jkt48

Saturday, 4 August 2018

Learn about Commitment

Josh mention several times that he want to join the baseball's trial. Therefore, Daddy and me trying to arrange our time to fit the schedule.

I have to meet a friends and must finished it shortly while Josh wait for me in my sista house.

Just as I arrived at my sista house, Josh said he didn't want to take the trial.
I said to him. "No! We shall go to the field."
Actually I get upset, cause I still want to catch up with friends. At that time, I didn't want to talk much, we just go.

While we drive near the area, I told Josh that now we are learning about commitment.
You have commited to attend the trial, we shall help you to keep your commitment.

It's a character building. How to keep your word, your promises and do it till the end.
We arrived at 4.30pm.
Here Josh. Only him and one other child at the field.
The coach still teach how many child arrived there. It's a good spirit for Josh to learn from.

Wednesday, 31 January 2018

Warisan untuk Josh - Pendakian Gunung Lawu - 2-5 Jan 2018

Saya selalu berpikir hal apa lagi yang bisa kami lakukan bersama Josh. Salah satu bucket list adalah mendaki gunung.

Kalau sudah urusan mendaki, maka Papa Calvin jadi left out, mengingat kondisi medan dan jarak tempuh, akan sulit bagi Papa Calvin. Kecuali dalam tahun ini ada determinasi untuk menurunkan berat badan dengan lebih serius :p.

Karena mendaki gunung paling enak ramai-ramai bersama teman, maka disaat tim RAEC merencanakan untuk mendaki Gn. Lawu, maka saya pun segera mendaftar 2 nama.
Di kemudian hari, waktu tahu medan yang lumayan terus mendaki, hati ini tetap maju terus.

Yang membuat drop adalah ketika badan tidak sejalan dengan hati, alias sakit. Mulai dari tanggal 28-30Des, 3hari, diare, meriang, muntah, wah segala yang tidak enak.
Hingga tanggal 31 pun, rasanya jalan masih melayang. Walau demikian, Papa Calvin tidak pernah menyarankan untuk cancel. Papa memang tahu saya ini INGIN sekali PERGI, dan pasti akan bisa.
Padahal sebenarnya, saya sendiri sudah down dan buat banyak rencana cadangan.

Tgl 2 Jan, Trada... Akhirnya lah bangun dan berangkat naik pesawat. Tidak berani terlalu excited, stay low and banyak istirahat tiap ada kesempatan.
Perlengkapan kami
Selfie dulu sebelum take off to Solo
Sesampai di bandara Solo, tim yang telah tiba akan menunggu sampai semua anggota datang. Untunglah Josh punya teman bermain.



Trada kami pun siap berangkat. Sebelum ke base camp, kami mampir dulu ke Telaga Sarangan
Penampakan dari Bangku Bus
Berkabut dalam perjalanan ke Cemoro Sewu
Melewati Cemoro Sewu, mampir dahulu di Telaga Sarangan. 
Di Telaga Sarangan, dari area pintu masuk memang tampak sangat penuh dengan orang-orang yang berjualan, menawarkan berkeliling dengan kuda, juga naik speedboat. Karena ingin hemat tenaga, saya hanya duduk dipinggiran saja, tidak ikut jalan berkeliling.
Kalau lihat dari foto di internet, rasanya ada daerah hijau untuk duduk, hmmm dimana yah posisinya...

Anak-anak asyik lihatin Keong dengan rumahnya
Josh Kecapaian duduk di bangku nya penjaga sana. Sama siapapun Josh bisa ngobrol. Bahkan dia tahu Pak Penjaga ini memakai hearing aid dan Josh bahas soal ini yang membuat si Bapak terkesan.
 Perjalanan dilanjutkan untuk ke BaseCamp dekat dengan Cemoro Sewu.
Pengalaman base camp kali ini, tidur berdempetan! Bersyukur Josh mampu dan bisa tidur dimana saja dan Nyenyak!

Inilah penampakan Base Camp nya. Erhmm 1 Ruangan kecil untuk ber 40. Credit: Leonny. oureverydaything.com
Hayo tebak dimana saya dan Josh? Tepatnya sudah berbaring dan coba tidur hehehe.

Pagi-pagi, kami bangun dan diawali dengan renungan. Kamipun siap berangkat naik.

Generasi muda. Mantab! Credit: Wilson H.
Briefind dahulu. Credit Wilson H

Full Team - Siap Mendaki. Credit Wilson H
Mama dan Josh. Hahaha Josh sudah ngk sabar mau naik, mukanya malas diminta foto
Perjalanannya no Joke - Beneran daki terus. Fuih.. Sejam pertama adalah masa penyesuaian untuk medan dakinya.
Ketika ada sedikit jalanan yang landai, rasanya bersyukur banget. Sayang nya hanya singkat tidak sampai semenit kemudian daki kembali.
Karena sehari sebelumnya hujan, maka jalanan berbatu sangat membantu.

Awal pendakian. Credit: Wilson H

Mulai deh Josh ninggalin mama

Dapat fotonya dulu sebelum ngilang
Wajah bersyukur akhirnya melihat pos 1


Wah syukurlah sampai pos 1.

Perjalanan awalnya Josh ikut dengan aku di tim terakhir. Dengan kesenangan dia berjalan, akupun tidak mengikuti speednya. I'm getting old hahaha.
Rencananya bisa melihat sekeliling dengan Josh, namun berubah menjadi trip yang mencoba mengejar Josh ke atas.
Kekhawatiranku, takut Josh merepotkan orang-orang yang mendampinginya.

Nah sedikit pemandangan bukit disamping

Ayo semangat. Actually I can. Beli bajunya dipilihin sama Sylvia, penambah semangat.

Dari bawah sana nih naiknya

Sudah sampai Pos 5, rasanya sudah tenang. Menikmati air disumur yang tak pernah kering.
Aku teringat perjalanan mendaki di gunung Gede, aku teringat perkataan seorang teman, bahwa di gunung akan terlihat sepenuhnya diri kita. Ketika aku mengalami berbagai hal baik dan bantuan yang kuterima ketika pendakian saat itu, membuat aku belajar untuk bagaimana berusaha memperhatikan orang disekelilingku.

Ketika sampai di pos terakhir - warung mbok Yem (warung tertinggi di Indonesia), kulihat Josh sedang asyik menikmati pop-mie. Aku yang lelah langsung masuk kedalam warung dan tiduran. Josh datang dan memelukku, dan diapun tertidur lagi. Ohhh nikmatnya Josh!
Aku dapat laporan, selama mendaki, jika sempat duduk, maka dia perlu dibujuk untuk jalan kembali, tetapi dia kuat. Good job Josh!
Josh termasuk anak yang ramah dan bisa berbicara dengan siapa saja, termasuk orang yang pertama kali ditemuinya - ini definitely bukan aku.




Aku harus membangunkan Josh, agar nanti malam tidak kesulitan tidur.

Tenda sudah dibangun selesai, aku mulai masukan tas ransel dan berganti baju.
Hmmm hujan mulai turun, dan ohhh tidak...... hujan ternyata masuk kedalam tenda basah semua.
Agak kecewa ketika aku bertanya pada porter yang sudah sampai dan duduk bersantai di warung, salah seorang dari mereka katakan bahwa jika hujan memang akan selalu masuk ke tenda.
Aku merasa ini penjelasan sungguh tidak masuk di akal, ada yang salah dengan cara masang tendanya. Saat itu jadi teringat berkali aku pasang tenda dirumah hiks. Andai kubawa!
Ya sudahlah, saat itu tak ada gunanya menjelaskan kepada sang porter, aku langsung berpikir apa yang harus kulakukan.

Kuungsikan Josh ke dalam warung sambil pindahkan satu per satu tasnya.
Ibu dan anak yang setenda denganku saat itu, tas nya pun belum tiba. Perlengkapan untuk menghadapi hujan tidak ada. Bagaimanapun harus dipindah semua ke warung.

Malam itu tak ada yang sempat foto. tapi kira kira beginilah penampakan pintu masuk warung
Cara masak di atas
 Dalam setiap keadaan bersyukur, dengan adanya warung dan saat itu sepi pendaki, kami semua dapat muat didalamnya.
Kukeluarkan segala perlengkapan yang ada. Termasuk hand warmer dan emergency blanket yang entah kenapa aku terpikir untuk bawa. Semua digunakan bersama malam itu.
Dan yang kusadari paling penting adalah juga obat-obatan. 

Malam itu, aku merasa kepala mulai panas dan pusing, aku mendapat panadol double extra. Kuteguk dan kucoba tidur. Josh pun mulai tertidur. Selama mencoba tidur, aku mendengar porter yang membawa barang tiba, oh Tuhan.. terima kasih.. bisikku dalam hati.
Tengah malam berkali Josh sempat terbangun, dan mengingau bahwa dia tidak bisa tidur. Kutenangkan dia dan kubisikan cerita tentang bagaimana perjalanan bangsa israel, tak disangka Josh tertidur lelap kembali.

Subuh, beberapa peserta bangun, terutama yang masih muda, mereka naik ke puncak. Suasana masih gelap dan dingin. Kucoba bangunkan Josh, tapi dia tetap terlelap. Aku hanya berpikir yang terpenting tidak sakit dan nanti bisa turun, jadi kubiarkan dia istirahat kembali.
Teringat bahwa menurut vlog yang kulihat, pemandangan dari mbok yem juga tidak kalah indah.
Dan memang indah, rasanya seperti negri diatas awan, nah yang ingat judul lagu itu, ketahuan deh angkatan berapa.
Tetap ada sedikit rasa sesal, kenapa tidak kupanggil Josh subuh hari itu, toh dia sudah tidur dengan sangat cukup. Berharap untuk kesempatan lainnya yah Josh :)

Penampakan dari depan warung.




Penampakan dari Puncak Gn. Lawu. Credit Samson Chaw.

Full Team -Gunung Lawu depan warung mbok Yem. Credit Raphael H.
Briefing sebelum turun. Credit: Wilson H
Sambil menunggu porter membereskan. Credit Wilson H

Anak anak selalu seru mengexplore. Credit Wilson H.
Daerah sekitar warung. Credit Wilson H.
Briefing dengan Porter. Credit Wilson H.
Penampakan di puncak yang terlewat. Credit Wilson H.
Dalam perjalanan turun, Josh terus berjalan berdampingan denganku. Aku tahu Josh kurang seimbang untuk turun, ditambah batu yang licin, lebih baik berjalan perlahan denganku.
Ada dua peristiwa, Josh yang pertama kalinya melakukan panggilan alam di hutan dan juga Mama yang tersengat oleh binatang.
Awalnya Josh malu, tapi mama tegaskan ayo, tak apa, banyak yang sudah lakukan. Untungnya dia mendengar karena hujan turun sesudahnya.
Tangan mama yang tersengat, itu karena tidak hati-hati sembarang memegang pohon. Waktu disengat sakitnya banget banget, sampai teriak. Josh untungnya tidak sempat pegang pohon itu. Cuma ada tanda merah kecil tapi nyut nyut an. Nah, kalo sudah begini, menyesal juga tidak bawa perlengkapan pisau, atau jarum. Mau dikeluarkan darahnya susah sekali, karena tebalnya kulit ditangan. Teman-teman yang lewat kebetulan juga tidak ada. Aku berdoa, Tuhan tolong supaya ini hanya sengatan biasa saja, aku tak siap kali tanganku tak ada. Agak berlebihan memang, Hiks.
Kucoba terus sambil berjalan, tiba-tiba kelihatan, daun-daunan yang mirip daun Poh pohan. Nah, dengan gaya sok petualangannya, aku coba petik daun itu, kucium. Wah ini wangi yang sama. Maklum, makan daun itu hanya ketika lunch time di Domba Kristus. Pasti daun ini ada gunanya nih di gunung seperti ini, jadi dengan pedenya Aku ambil dan kuremas serta kutempelkan didaerah sengatan, wah lumayan enak juga, antara beneran atau hanya perasaan. Kuulang tiga kali sambil berjalan turun.
Selain dua hal itu, yang kusyukuri selama turun adalah perbincangan dengan Josh. Di tengah hujan dia tidak mengeluh, melihat bebatuan yang berbeda, kata Josh itu batu organik ditumbuhi oleh pohon, melihat pemandangan sebelum kabut, dan tentunya perhatian Josh kepada mama, dia sedih tangan mama kena sengat.
Berkabut....... Credit Wilson H

Berkabut....... Credit Wilson H



Setelah hampir 7 jam Josh dan mama tiba bawah. Fuih........
Dingin, aku pesan minuman buat Josh, beli baju buat dia, susah bongkar tas ransel lagi.
Dalam perjalanan ke Wisma Inri, Josh ngobrol saja dengan bapak supir.
Setiba di Wisma, rasanya lega dan sangat nyaman bisa tidur diranjang kembali hahaha.

Di Perjalanan ini, aku ajak Josh melihat hidup orang lain juga.
Melihat kehidupan Hamba Tuhan dan keluarganya yang mau ikut bersama menjadi leader kami. Wah, bukan hanya sekedar kothbah di mimbar, tapi turut bersama dalam perjalanan ini adalah satu moment yang jarang. Sebenarnya ingin Calvin ikut, karena Hamba Tuhan inilah yang memberkati pernikahan kami dahulu, tentunya jadi kenangan tersendiri ketika perjalanan ke gunung yang pertama dengan Josh juga dipimpinnya. Selain itu yang membuat aku kagum, Pak Pdt ini percaya saja siapapun bisa naik, banyak sekali peserta yang termasuk first trip.
Selain itu ada keluarga Hamba Tuhan lainnya bersama istri dan anak-anaknya yang masih kecil (paling kecil seumur Josh), diajak untuk naik. Aku belajar bagaimana untuk tidak menyerah dan melihat bagaimana menghadapi karakter anak yang berbeda.
Melihat Papa Mama dan ketiga anaknya yang sudah pemuda pemudi, sekeluarga diajak naik gunung, salut banget. Dalam perjalanan mendaki, aku melihat bagaimana pemuda ini selalu berusaha menyemangati dan mengeluarkan kata kata yang sangat baik. Wah, belajar untuk mewariskan hal yang baik juga untuk Josh.
Bersyukur berkenalan dengan seorang ibu yang cancer survival tapi punya keinginan yang sangat kuat mendaki. Berkenalan dengan keluarga yang dari tampilannya menurutku bisa jadi mengeluh, tapi don't judge the book by it cover, ternyata mereka kuat dan anak-anaknya hebat mendakinya bahkan menyukai. Berkenalan juga dengan ibu yang sangat perhatian kepada anak perempuannya dan terus positive thinking. Melihat dua kakak beradik yang solid, saling memperhatikan. Tidak terbayang sesudah sampai di base, masih balik lagi untuk cari kakaknya. Ah andai Josh punya sibling, pengen seperti ini juga.
Belum lagi melihat kakak perempuan dengan adik laki-lakinya yang masih muda, mengangkat tas sendiri ke atas, beberapa kali terlihat kecapaian tapi terus melaju, mantab.
Pemuda-pemudi yang bisa mendaki dengan cepat tapi juga mau meladeni dan menjaga anak-anak yang bersama mereka.  
Dan terakhir aku senangggggggg dapat melihat dari dekat kehidupan my favorite blogger - ci Leonny - oureverydaything.com... erhmmm actually it's like a dream come true. Berulang kali ingin foto sebenarnya, tapi malu, dan akhirnya aku dapatkan waktu disana dengan muka ku yang super kaku hahaha. Hmmm Bisa jadi alasan ingin merasakan perjalanan bersama dengan orang-orang inilah yang membuat aku kuat untuk pergi dan mendaki.
Bersyukur kepada Tuhan untuk kesempatan di awal tahun ini.
With Ci Leonny dan Ci Meina. Dua cici yang hebat hebat!
Penampakan Wisma Inri. Credit: Samson Chaw
credit Wilson H

Credit Wilson H
Esok pagi sesudah mandi, renungan, makan, kami berangkat ke Solo. Di Solo mampir makan Sate kambing, wah asli enak banget. Enaknya harus dibayar dengan badan yang akhirnya tumbang. Ternyata badan belum bisa menerima makanan yang terlalu panas.
Mampir naik becak di kota Solo. Nah awalnya Josh menolak, dan saya jelaskan belum tentu berulang. Dan yah sudahlah. Ternyata Josh buka suara "Ya kalo mama masih mau, aku temani mama." Wah ternyata Josh sudah belajar perhatian yah. Sampai di area batik, Josh duduk di becak saja. Josh ajak bicara yang narik becak sampai yang jualan burung. Balik-balik, Josh bilang bisa tidak bawa burung ke jakarta, kita beli yuks ma. Lucunya kamu Josh.
Perjalanan diakhiri dengan ke bandara.
Selama perjalanan di Bus. Credit: Samson Chaw

Delayed 3 jam memperparah kondisi ku. Bersyukur untuk lounge tunggu yang diberikan karena kartunya Ibu Murni. Aku bisa beristirahat dan minum obat.
Sayang tidah bisa banyak berbincang dengan yang lainnya.

Balik ke Jakarta, Papa dapat oleh-oleh istri yang sakit demam naik turun 39derajat 2hari.
Pas Josh masuk sekolah, mama pun sembuh.
Tak bisa sakit lama-lama memikirkan Josh harus masuk sekolah :p !

Josh mau naik gunung lagi?
3 tahun lagi yah Ma. 
Mama tersenyum geli.

P.S. Posting pertama tahun ini. Sebelum lupa segera nulis.