Cukup lama mempertimbangkan hal ini hingga akhirnya memutuskan untuk menjalani operasi.
Berawal dari keinginan untuk mempunyai adiknya Josh jika Tuhan ijinkan.
Dalam kenyataannya sesudah hampir 1.5 tahun mencoba, hal yang dirindukan tak kunjung datang.
Awal January, kami datang kepada Dr. D di gading serpong.
Dari pemeriksaan Dr. D, beliau menemukan myoma di posisi yang sulit dan menyarankan untuk diangkat saja.
Wah. Haruskah hanya dengan cara operasi? Apakah tidak ada cara yang lain? Apakah memang saluran sel telur ke rahim susah?. Segudang pertanyaan dikepalaku.
Dr. D pun menyarankan aku untuk Hsg. Jadwal yang kudapat di bulan Maret karena memang ada hari tertentu untuk pemeriksaan ini.
Keluar hasil Hsg, aku lebih ceria, karena ternyata tidak ada sumbatan.
Sebenarnya Dr. D bilang, untuk menstruasiku pun masih terbilang lancar.
Jadi jika ingin menjajal cara yang paling biasa dengan tambahan obat hormonal yang diminum, maka di coba saja dulu.
Dr D. Juga infokan bahwa myoma ini membuat pelekatan di rahim susah.
Yah dimulailah usaha yang pertama.
Ternyata memang tidak mudah, gugur.
Dalam hatiku, aku mulai memikirkan usiaku, dan apakah memang harus dijalan operasi.
Satu malam, aku keingat hasil Hsg, aku bongkar lagi dan aku lihat, mengapa ada 2 bongkahan yang terlihat yah, depan belakang, dengan yang depan lebih besar.
Akhirnya saya dan Calvin berkeputusan untuk cari 2nd opinion, tepatnya dengan Dr yang dulu tanganin operasi endrometrial mama, Dr. S di PIK.
Pulang dari liburan, kami pun bergegas dengan waktu, mengingat Jadwal Josh masuk sekolah.
Hari ini 12 July 2017, masuk ruang operasi jam 2. Pengalaman pertama di ruang operasi yang biasa saya lihat di film film. Yang juga membuat grogi adalah bius spinal, banyak yang mengatakan akan sangat sakit.
Herannya, saya tidak merasakannya. Justru yang paling sakit adalah pas test apakah ada alergi antibiotik di bawah kulit.
Hanya saja memang mual sekali rasanya sesudah operasi selesai.
Hasil dari operasi.
Diangkat 5myoma. 1 yang terbesar 3.9cm. 1 temannya 3cm (ini yg rasanya di belakang, sehingga usg selalu terlihat satu saja), sisa lainnya ukuran 1cm.
Hal lainnya yang harus kusyukuri, hari menstruasi yang harusnya di tanggal operasi malah bisa maju 3 hari, sehingga saat operasi, ketidaknyamanan karena menstruasi terhindari.
Hari ke 2 pasca operasi merupakan hari terberat untukku, selain mual, jahitan mulai sakit, sekaligus juga lambung kembung dan nafas terasa pendek.
Untung hal itu tak berlangsung lama.
Hari ke 3 saya sudah mulai bisa tertawa. Walau tertawa yang artifisial banget karena tidak boleh menggoncangkan bagian perut bawah.
Malam hari dikunjungi oleh adik, ngobrol dengan mama yang menemaniku 2 hari dirumah sakit sepanjang siang. Hmm time may passed, but it will remain in my memory.
Total tinggal di rumah sakit 4hari 3malam. Ini kali ketiga masuk dirumah sakit.
Kali pertama masa kecelakaan dahulu, kali kedua masa melahirkan Josh.
Aku tak pernah suka rumah sakit, tapi aku salut untuk orang-orang yang bekerja didalamnya.
Bersyukur untuk segala moment keadaan yang Tuhan ijinkan ada dalam hidupku.
Semoga membuatku lebih baik didalam hidup yang seharusnya memancarkan kasihNya.
Sekarang masa kesakitan itu sudah lewat. Tinggal komitmen untuk hidup lebih sehat lagi.
Pengaturan waktu tidur menjadi pe er utama yang tak kunjung selesai *blush*.
No comments:
Post a Comment