Moments and Memories

Moments and Memories

Wednesday 13 July 2016

Day 9 - Tokyo Wide Pass Trip 3 - Railway Museum Omiya - Karuizawa - Kawasaki

Trip ke 3 penggunaan Tokyo Wide Pass

 Railway Museum - Omiya.

Kenapa pilihannya jatuh di Railway Museum, karena ramah anak-anak menurut review yang ada, dan koleksi yang lengkap dan bagus.
Kita naik Shinkansen dari st Tokyo lagi, karena memang lebih cepat. Sampai di Omiya, harus berganti lagi dengan railway sambungan ke Museum ini. Railway ini hanya 1 jam sekali. Jadi jika sudah ketinggalan maka harus tunggu 1jam lagi. Hmm ini karena kita tiba jam 11siang. Mungkin jika di pagi atau sore yang lebih rush hour, jam kereta akan berbeda.

Tetapi jangan khawatir, menunggu 1jam tidak terasa karena di Omiya ini banyak sekali tempat berbelanja. Dari mulai restoran, makanan snack, fashion, sampai supermarket. Keluar saja dari daerah perpindahan kereta dengan menunjukkan tiket JR Tokyo Wide Pass ke petugasnya.

Tiket Masuk ke railway Museum dewasa adalah 1000Yen dan dibeli di depan Railways Museum nya dengan kartu kereta (pasmo, suica dan etc)
Jika tidak ada kartu kereta, maka akan dipinjamkan dengan membayar 1000yen di counter.

Ada locker untuk menaruh barang-barang.

Masuk didalamnya, ke sebelah kanan adalah koleksi railway di jepang, mulai dari kereta tua dan perkembangannya. Untuk mendapatkan keterangan dalam bahasa Inggris maka kita harus mendownload dahulu aplikasi yang bisa baca barcode. Scan barcode, maka kita akan bisa baca setiap keterangan didalam kereta.
Jika lurus terus maka akan ada taman kereta untuk anak anak.

Naik ke lantai atas, maka ada sejarah kereta di Jepang.

Ada ruangan untuk pertunjukkan, Ada jam pertunjukan, namun semua info masih dalam bahasa jepang. Akhirnya kita lewatkan untuk lebih memilih mengexplore bagian yang lain.

Sesudah ruang pertunjukan, ada ruang untuk bermain anak, kemudian ada ruang exhibition, depannya toko jualan semua berkenaan dengan kereta, jalan lagi hingga ujung, ada tempat penjelasan dan bisa dicoba. Memindahkan barang tanpa roda, dengan roda, dengan rel, mana yang lebih mudah.
Mengatur perpindahan rel kereta, lampu rel kereta, bentuk roda kereta, dsb. Semua penjelasan dalam bahasa jepang, dan kita tebak tebak saja, sebenarnya ini mau menjelaskan soal apa. Karena sepi, maka kami bisa mencobanya.

Jika naik ke lantai paling atas, ada observatory desk, bisa melihat kereta lokal yang sedang lewat, maupun shinkansen yang sedang lewat. Jadi bisa lihat kecepatan keretanya dengan aman, (bukan di stasiun hehehe).

Di lantai 1 juga ada tempat anak anak naik mainan kereta shinkansen kecil yang bisa berkeliling sampai library nya. Dan juga ada tempat makan, sehingga tidak perlu khawatir jika kelaparan.

Tidak lama lama lagi berkeliling and berdecak kagum dengan perawatan dan presentasi dari Museum, maka kami kembali ke Omiya station.

P.S. Sebenarnya ada train and bus museum juga yang tidak terlalu besar yang dibuat oleh Tokyu Line. Pertimbangannya adalah Museum besar biasanya lebih ramah untuk turis berbahasa asing.


Karuizawa

Dari Omiya, kami memutuskan untuk lebih pergi ke atas lagi, yaitu Karuizawa.
Tinggal menunggu Asama shinkansen ke arah sana.

Sebenarnya Tokyo Wide Pass sangat bagus jika digunakan pas musim dingin, bisa main salju ke GalaYuzawa dan itu benar benar worth banget.

Tapi karena musim panas, kami ke Karuizawa, disana biasanya adalah tempat main tobbogan, resort ski nya. Sampai disana udara sejuk, dan dekat dengan train station langsung banyak sekali factory outlet. Kita hanya lihat lihat saja, dan menikmati udara sejuk saja dengan tetap ada pemandangan gunung-gunung, karena bangunan yang ada semua tidak terlalu tinggi.

Disini akan diadakan pertemuan apa nantinya, makanya banyak dipasang info mengenai hal itu.
Sempat membeli sosis khas sana hahahaha....

Kawasaki

Dari Karuizawa, balik kembali ke St. Tokyo. Awalnya ingin ke Yokohama memanfaatkan sampai titik darah penghabisan si Tokyo Wide Pass nya.  Asal saja naik ke atas kereta. Ternyata memang kereta saat rush hour itu parah.
Sebenarnya sesudah ini lewat, baru tahu bahwa bisa naik shinkansen ke shin yokohama jika mau ke ramen museum, tapi karena salah perkiraan, jadinya naik line kereta biasa ke yokohama, pikir mau ke china town. Padahal sebenarnya lebih baik ke shin yokohama dulu baru ganti kereta biasa disana.

Josh sempat bilang ke aku, ma aku ingin naik kereta yang dua tingkat. Dan memang ini keretanya dua tingkat dan kita naik ke tingkat atas untuk duduk.
Ternyata salah naik di gerbong reserved seat yang harus bayar 1000yen per orang lagi.
Saat tahu karena ditegur oleh petugas, kereta sudah dekat ke kawasaki, kemudian 1 stasiun lagi yokohama.
Petugas kereta meminta untuk pindah ke gerbong biasa, tetapi karena gerbong biasa itu adalah yang paling terakhir, pintu benar benar tidak bisa dibuka.
Dan saat itulah petugasnya bisa dikatakan mulai tidak wajar. Dia bilang apakah kami mau membayar, tentu saja tidak jika 1000yen untuk 1 stasiun lagi (ber 8 pula), selain itu karen tidak sengaja dan tidak tahu.
Dia terus memaksa kami masuk ke gerbong biasa yang pintunya saja tidak bisa dibuka. Kira kira ada 3kali dia bilang terus untuk paksa kami buka pintu itu, padahal dia sendiri tidak bergerak membantu.
Kita akhirnya bilang, yah sudah kamu saja yang coba buka, jika bisa yah kami akan pindah.
Dan ternyata dia salah tingkah, dan akhirnya dia bilang, ok, kalian turun di stasiun berikutnya dan masuk dari pintu depan. (Kenapa tidak dari awal demikian, toh kami juga bukan sengaja, jika tahu demikian juga kami tak akan mau naik, menghindari banget rush hour).

Turun di kawasaki, karena sudah jam malam, kami makan di daerah sini.
Karena sudah lelah, kamipun pulang kembali, naik ke arah St Tokyo, kemudian pindah Yamanote line. Saat ini kita tidak tahu ternyata dibawah st. Tokyo banyak hal menarik lainnya.

Ama Akong Adison pulang ke apartment.

Kita berkeliling daerah Ebisu, rencana mau jalan jalan santai 30menit untuk sampai ke tempat tinggal, lah.... koq jalan jalan dan jalan tak sampai sampai.....
Akhirnya kami belok lagi cari stasiun kereta dan pulang.....

JR Tokyo Wide Pass pun berakhir hari ini.

No comments:

Post a Comment