Seumur aku tinggal di Jakarta, sayangnya belum pernah menginjakkan kaki ke pantai carita.
Jikalau pun ke pantai tetangganya - Anyer, itupun 5 tahun lalu saat Josh berusia hampir setahun - saat mengikuti kebersamaan.
Entah apa yang membuat aku mencoba berlibur kesana, mengingat resiko tersendat di jalan dan ramainya tempat.
Mungkin beban tugas tepat selesai sebelum masuk masa liburan panjang.
Menurut google map, perjalanan kira kira 2.5jam. Ok, demi menghindari resiko, perjalanan dimulai jam 4pagi, wow.... untungnya papa, Josh dan pho-pho semua ikut dengan rencana mama.
Josh senang sekali, dia membantu bersiap siap, bahkan membawa buku renungannya, karena menurutnya bangun pagi harus renungan terlebih dahulu.
Saat menjelang tidur, josh bertanya, ma berapa jam naik pesawat sampai?... eeeehhhh... ternyata Josh mengira kita akan memulai liburan panjang. Akhirnya mama jelaskan bahwa besok kita akan pergi ke pantai, dan mudah2an cerah sehingga Josh bisa bermain ombak.
Perjalanan subuh di jalan Tol merak menuntut konsentrasi karena dibeberapa bagian, terasa gelap karena tak ada lampu jalan di tengah.
Mengikuti Tol merak keluar di Cilegon, menyusuri jalan, sampai di Carita dalam waktu 2jam.
Sebelum carita banyak melewati pantai-pantai, tetapi yg berada di cekungan dengan garis pantai untuk bermain,salah satunya carita.
Ok, ke tempat mana kah masuk di carita nya?. Tanpa berpikir, kami masuk ke tempat parkir mobil dimana harga masuk 10ribu per orang per mobil. Tetapi wow, banyaknya orang, membuat aku kaget. Baru jam 6 pagi......
Tetapi Josh sudah sangat senang, untuk berpindah pun hanya memakan waktu saja, jadilah mama menuntun Josh dan Papa berjalan ke arah samping, dimana disana keadaan lebih sepi.
Menyewa tikar 20ribu, dan juga ban untuk Josh bermain 10ribu. (Penyewa ban sangat menarik cara menawarkannya, mereka memperbolehkan Josh utk mencoba bermain, jikalau senang maka boleh menyewa, jika tidak, tak apa batal menyewa, dan biasanya strategi ini berhasil).
Wah tidak disangka Josh sangat senang bermain ombak. Sampai terjungkil balik oleh ombak, mama pikir dia akan menyerah dan takut, ternyata tidak, dia terus bermain.
Wilayah carita ini sebenarnya sangat menyenangkan untuk bermain air ombak lautan, sayang sekali, masyarakat yang berlibur masih sembarangan membuang sampah.
Sementara papa mama bergantian menjaga Josh. Papa dan Pho-pho juga menikmati pijatan.
Mama menemani Josh bermain pasir dan seraya menjelaskan siapa pencipta Laut, air dan pasir yang begitu dinikmati Josh. Mengapa pasir carita berwarna coklat hitam tidak putih, dan obrolan lainnya.
Waktu jam 10, kamipun naik, berbilas badan, 3ribu per orang, sesudah itu sepiring siomay 10ribu, dan juga sebiji kelapa muda 10ribu menjadi santapan. Hmmm manis sekali air kelapa mudanya.
Jam 11 kami pun berangkat pulang. Saatnya cek Waze app. Oh tidak, jalan anyer carita red sign...... akhirnya kami mengambil jalan ke arah padenglan, serang.
Sempat berpikir untuk lanjut sunset di tanjung lesung. Tapi papa merasa cukup lelah. Akhirnya kami memutuskan untuk balik.
Lewat rumah makan bu Entin, mampir beli otak otak hehehe....Perjalanan kembali 3jam.
Walapun hanya setengah hari, rasanya melihat wajah senyum menjadi kebahagiannya tersendiri.
Josh pun ingin kembali bermain di pantai.