Tanggal 9 November, sesudah sekolah minggu, Josh terasa hangat badannya yang menurut papa nya itu karena kurang minum.
Nah benar saja feeling mama, malam hari muncul rash di muka Josh.
Ok, hangat ajah, enggak demam, rash di muka menjalar ke bagian atas badan, tidak ada sariawan dimanapun.
Josh masih heboh lari sana sini, makan minum tidur semua oke.
Hmmm rasa-rasanya koq campak yah.
Kyaaa, ketular dari mana?
Mama, yang namanya virus mah dari mana saja, dan pas kebetulan akhir minggu itu Josh mainnya heboh dan tidak tidur siang.
Sambil pantau, sambil gunain sypmtom checker, sangat positive ini mengarah ke campak jerman, aka rubella.
Tetap per 3 jam pantau suhu.
Tetap lihat kondisi aktivitas nya, kalo mulai rewel berarti mulai red sign ke dokter.
What to do next?
Makan, minum, istirahat yang cukup.
Booast imune dengan makan banyak buah -buahan.
Minum lemon+madu as usual.
Karantina di rumah, alias tidak sekolah selama 6hari sejak rash pertama muncul, karena proses nular antar anak kecil lebih mudah, misal bersin or batuk tidak tutup mulut, alpa cuci tangan. (Walaupun sebenarnya rash belum muncul juga virus itu sudah nemplok di badan dan bisa meninvensi kepada yang lain, tp biasanya siapa yang tahu, kalo badan tidak fit barulah timbul tanda-tandanya).
Sesudah 4 hari rash nya pulang hilang dari satu badan.
Tampaknya tidak ada yang berbeda dari hari biasanya Josh kecuali badan nya memerah saja.
Tanggal 28 November, jumat siang merasa kenapa ini badan pegal sekali, perkiraan pertama, karena hari kamis heboh berenangnya. Mumpung tidak ada Josh yang ikut, plus dapat kacamata renang baru dari papa yang kalo lihat air kolam masih jernih, jadilah brenang tanpa stop mengikuti si papa.
Jumat malam pas bangun, looo muka nya koq memerah, apakah demam? Pas tanya Josh, apakah ada merah-merah di badan mama. Kata Josh, Iya, mama kena virus strawberry kayak Josh.
Kyaaaaa, koq bisa, padahal dirumah Josh sudah sembuh 2mingguan lalu.
Dan menurut cerita pho-pho Josh, semua soal campak dan cacar air sudah pernah kena pas kecil, alias seharusnya sudah ada kekebalan. Tapi mengapa masih? Tanyakan pada mama yang tak pernah jalanin vaksinasi dewasa. *sigh*
Yang kubaca kalo terkena ke anak anak maka gejala yang dialami akan ringan sekali, tapi kalo ke orang dewasa, banyak keluhannya, dan tidak perlu diungkapkan juga betapa bahaya buat ibu hamil trisemester pertama.
Dan yupssss... 2 hari tergeletak di ruang tidur, semua tulang persendian sakit, kepala nyut-nyut, hanya paracetamol menjadi teman pengurang rasa sakit. Dan sesudah itu berlalu, itchy di bagian yang masih memerah.
Koq beda banget yah sama Josh, huaaaa.....
Alhasil habis ini aku ingetin si dede, kamu, go vaksin MMR.
Something to learn,
Kalo sudah lagi berhamburan penyakit di sekitar, immune tubuh adalah yang paling utama. Makan, minum, tidur, gaya hidup, dijaga dengan baik, tentulah tidak mudah goyah diserang oleh virus-virus.
Vaksinasi bukan hanya saat anak-anak, ada untuk dewasa, ditilik sesuai dengan apa yang diperlukan dan ambillah.
No comments:
Post a Comment