Setelah melalui banyak
pertimbangan, aku memutuskan untuk ikut dalam KKR kali ini.
Pulau Sumatera tepatnya di
Kabupaten Samosir menjadi tujuan pelayanan.
Subuh pagi hari, aku sudah
tiba di bandara. Brrr udara yang dingin sekali terasa hangat takkala aku
melihat teman-teman pelayanan sudah berkumpul.
2,5 jam perjalanan
pesawat, kami tiba di Medan. Tim pun dibagi dan dilanjutkan perjalanan darat 6
jam hingga mencapai basecamp kami di Tele.
Base camp kami terletak
dibagian tertinggi dari kabupaten Samosir. Dari belakang rumah, turunnya
matahari senja dengan latar gunung dan danau Toba menjadi memory pertama akan
kunjungan ini.
Menjelang malam, kami
segera melakukan pemetaaan daerah, dan membagi sekolah.
Aku langsung kebagian di
hari pertama. Deg-deg-deg itu yang kurasakan sepanjang malam.
Seharusnya Aku ingin ikut
belajar dahulu dari para senior yang sudah pernah pelayanan.
Dihari kedua Pagi-pagi buta, aku sudah
bangun, bersiap, dan di drop di sekolah pertama. Ada sekitar 4-5 Sekolah didalam List ku.
Bagaimana ke sekolah selanjutnya, aku tak tahu. Aku hanya berdoa dan berserah.
Entah bagaimana, selalu
ada orang sekolah bahkan kepala sekolah yang bersedia mengantarkan ku dari satu
sekolah ke sekolah lainnya.
Tiba sampai sekolah yang
ke 4, hanya tinggal 1 jam menjelang akhir sekolah.
Kulihat catatanku, Posisi
sekolah ke 5 ada di atas gunung. Tidak ada yang bersedia mengantarkanku,
Jalanannya jauh butuh 1jam, naik ke atas gunung, jalanan berbatu, sekolah pasti
sudah bubar saat aku tiba. Semua alasan diberikan kepadaku sebagai kata
penolakan.
Terus terang aku bingung bagaimana caranya untuk kesana. Setelah permisi kepada kepala sekolah, aku melangkahkan kaki ke jalanan umum. Tidak
ada kendaraan umum yang lewat.
Di tengah kebingungan, terlihat satu warung dengan motor diparkir didepannya.
Aha…… timbul ide, kucoba
beranikan diri, kusamperi pemilik warung.
“Permisi Pak, maaf pak,
aku sedang pelayanan, apakah boleh aku meminta tolong……..” Kulanjutkan
perkenalan dan permohonanku untuk boleh diantarkan ke sekolah ke 5 di atas
gunung. Namun aku pun ditolak, karena sedang tidak ada yang jaga warungnya.
Hmmm yah memang, permintaanku agak berlebih. Bagaimana mungkin aku seorang
asing datang dan langsung meminta hal yang sukar untuk diantar ke gunung, 1 jam
perjalanan pula.
“Kamu coba cari cara,
bagaimana supaya kamu bisa kembali ke base camp” kata teman sepelayanan yang
coba ku telepon. Ya, rasanya pupus harapan bisa melayani ke sekolah di gunung
itu. Sedih pastinya, karena pelayanan kkr ini hanya setahun sekali. Jika tidak
kali ini, berarti mereka harus menunggu tahun berikutnya lagi.
Aku hanya meninggalkan
pesan kepada teman se-tim bahwa aku tidak bisa menjangkau sekolah ke 5.
“Pak, bagaimana yah
caranya agar aku bisa balik ke…..” Kuberitahu alamat basecamp ku.
Bapak yang mungkin kasihan
padaku. Dia berjalan ke pinggir jalan.
Di stop mobil pertama, terlihat berbincang-bincang dan mobil itu jalan kembali. Hmmm, tampaknya usaha bapak yang pertama
ditolak karena beda arah.
Selang beberapa menit,
kembali ada mobil di stop. Kulihat dari kejauhan Bapak memanggilku, ada harapan
nih jeritku dalam hati.
“Sini, ikut bapak ini yah,
kamu akan aman kembali ke tempatmu”. Horeee……..
Dalam perjalanan, bapak
disebelahku bercerita tentang hidupnya yang mulai berkompromi terhadap hal yang
tidak benar. Disini, aku merasa diberi kesempatan untuk dapat berbincang tentang
Injil kepada beliau.
Tidak sampai 30menit, aku
tiba di base camp. Dan aku mendapat pesan bahwa sekolah yang digunung itu
ternyata bisa dijangkau oleh teman se-tim ku dan dilayani. Wah, senang dan
terharu rasanya. Yah Tuhan, rencanaku bukanlah rencanaMu. Di tengah
ketidakpastian, Engkau memberi yang terbaik dan aku bersyukur boleh mengalami
perjalanan iman ini.
No comments:
Post a Comment