Moments and Memories

Moments and Memories

Thursday 15 November 2018

Jujur katakan Salah

Dalam berkomunikasi dengan anak, banyak hal yang membuat saya mempertimbangkan kosakata yang akan digunakan.
Istilah memperhalus kata, memoles kata sedemikian agar anak itu mengerti dan yang paling utama selalu mengusahakan agar anak tidak merasa jatuh dengan ucapan yang ada.

Contoh pertama, Ketika anak umur 5 tahun yang memukul temannya, kita tidak langsung katakan dia nakal karena ini memberikan label nakal kepada diri anak itu.
Selebihnya kita katakan, perbuatan dia salah dan harus sayang kepada teman karena dia ciptaan Tuhan.
Namun perbuatan itu terus terulang dan sebagai orang dewasa juga terus mengulang untuk menyanyangi teman disertai dengan doa berharap anak ini berubah karena dia masih kecil.

Contoh kedua, ketika anak 10thn diinjak oleh kakak 11thn memasuki usia pra remaja dan dilihat oleh guru. Dinasehati oleh guru dengan kata "jangan bermain kasar".
Kemudian hari, anak usia 10thn ini menginjak adik usia 9thn berulang dua kali dan menganggap ini hanya "main kasar". Padahal keduanya tidak sedang ada interaksi bermain dan tiba saja anak usia 10thn ini datang menginjak. Yang kemudian orang tua pun menyetujui anak itu hanya main kasar saja.

Hal ini sungguh membuat saya bertanya-tanya. Apa batasan dalam memperhalus kata-kata?

"Main kasar"
Apa itu konsep bermain di pikiran anak- anak? Bermain itu adalah melakukan hal yang menyenangkan hati. Jika kedua belah pihak merasakan senang barulah itu bermain.

Apa arti kasar dalam benak anak? - lawan kata lembut,halus, yah kalo tidak halus yah kasar.

Lalu kata "main kasar" diterjemahkan sebagai masih bermain hanya tidak lembut.

Lantas jika perbuatan menginjak disamakan dengan "main kasar", tidaklah heran anak yang mengalami atau melakukan perbuatan itu cenderung mengulang kembali kepada orang lain. Karena dibenaknya, saya main koq, hanya tidak lembut, hanya kasar.

Bagaimana jika kelakukan menginjak ini dibawa sampai dewasa, akankah sekeliling mengatakan dia hanya "main kasar"?

Pilihan kata yang tidak tepat dapat menyesatkan.

Katakanlah bahwa "perbuatan anak itu salah" dan "anak itu menyakiti temannya".
Berikanlah pengertian yang dia lakukan adalah perbuatan dosa.
Siapa yang empunya manusia, Tuhan yang ciptakan. Tuhan mau kita mengasihi sesama bukan menyakiti sesama kita.
Apakah penjelasan demikian juga akan mengubah anak? Tidak juga. Tapi kita sudah katakan yang sejujurnya atas perbuatan yang anak lalukan. Bukan memperhalus hingga menyesatkan pengertian anak.

Saya tentunya masih terus belajar, oh kiranya Tuhan memberi hikmat dalam menjadi orangtua.

No comments:

Post a Comment