Ah Sepatu ku tertanam kembali dalam lumpur. Kuangkat, tanah berair melekat.
Panas terik mentari menyengat walau baru menunjukkan pukul 8.30 pagi.
Perjalanan yang baru berlangsung 20menit, terasa melelahkan.
Berkali kali bapak yang mengantarkanku meminta aku turun untuk berjalan karena tanah berlumpur.
Makin lama makin sering naik turunnya.
Ada babi, ada kerbau! Pekik dalam hatiku, ini pasti desa didepannya, ah mungkin sekolahnya ada disini.
Saat lewat, pupus harapan, desa yang dituju masih jauh didepan.
Diarea tempat yang hanya ada hutan dan tanaman sawit, terlihat jauh jalanan kedepan masih berlumpur dan ke belakang lumpur, aku mulai bertanya, kapan kesudahannya. Tidak ada google map yang bisa ditanya, no signal, kata yang penduduk keluarkan hanya sekitar "jauh itu, jauh, buat apa."
Pagi-pagi aku sudah melihat daftar sekolah yang akan kutuju, dan kusodorkan pada bapak. "Pak sekolah mana yang harus kutuju dahulu?" ada 4 sekolah di area itu.
Bapak terlihat bingung "itu jauh, nanti tanya disana saja"
Kata jauh tak pernah jadi penghalang untuk mundur.
Namun kata "jauh" itu mulai masuk dalam pikiran Bapak dan Aku. Yang awalnya Bapak semangat, diapun mulai mengkerut dan bersungut.
Oh, Tuhan apa yang harus ku lakukan.
Baiklah, aku rasanya harus bernyanyi, aku mulai cari lagu yang ada. Terbatas lagu yang kudownload, kuputarkan lagu "Kasih Allah"
Ketika lagu itu mulai mengalun, rasanya bagaikan siraman air teduh yang menyejukkan.
Ah Tuhan, ini rasanya terhibur olehMu.
Sedikit demi sedikit semangat itu tertahan dan terpelihara.
Dimana desa Bonsor?
Jauh, masih di depan.
Yah jauh, entah berapa lama lagi. Medan tak berubah.
Namun langkah kaki ini lebih ringan.
Ah itu ada atap, sambil terus melaju, ah ada anak kecil memakai baju putih merah berlari menyambut. Kusisir setiap tulisan disana, yah bonsor. Puji Tuhan aku tiba.
Sekolah yang sederhana, hanya ada satu guru penunggu. Kubuka buku tamu, tamu yang datang tidak sampai satu dalam setahun. Kubalik halaman demi halaman, belum tercantum nama teman kami.
Kumasuk kelas anak-anak sudah berkumpul. Ah rasanya senang sekali aku bisa melihat mereka.
Jam sudah menunjukkan pukul 9.45. Rata-rata sekolah akan bubar jam 10. Ini sekolah terakhir dalam hari ini.
Aku akan menikmatinya. Menikmati Tuhan lewat anak-anak ini.
Tak terasa sejam waktu berlalu bersama anak disini. Mereka duduk dengan baik, mata yang menatapku, mengikuti setiap gerakanku. Ah, mata yang ingin belajar. Penuh semangat bernyanyi.
Siapakah aku boleh menabur Firman. Namun biarlah anak anak mengenal kabar baik Tuhan Yesus Kristus satu-satunya Juruselamat yang hidup.
To God be the Glory.